Dec 28, 2009

KAROMAH PARA WALI ALLAH

Sabda Rasulullah SAW

“Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah ada beberapa orang yang dirindui para nabi dan syuhada. Ditanya kepada baginda: “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Baginda menjawab: “Mereka adalah kaum yang saling mencintai dengan cahaya Allah, bukan atas dasar harta dan hubungan keluarga. Wajah mereka bercahaya,mereka berada diatas mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya,mereka tidak merasa takut ketika manusia ketakutan,mereka juga tidak pernah sedih ketika manusia bersedih hati” (HR Nasai & Ibnu Hibban) . Lalu Nabi SAW membacakan ayat ini, tapi saya tidak pasti dari surah mana:

“Ingatlah! Sesungguhnya wali-wali Allah tidak memiliki ketakutan dan tidak pula bersedih hati”

Jika dilihat dari sudut pandangan 4 mazhab,tidak ada satu mazhab pun yang menolak karomah ini. Karomah adalah kejadian luar biasa yang tidak diikuti dengan pengakuan kenabian. Manakala Mu’jizat muncul dari orang yang mengaku Nabi Allah. Karomah biasanya terjadi kepada hamba yang nyata kesholehannya,selalu mengikuti Sunnah Rasulullah dan menjalankan syariat dengan keyakinan yang benar.

Timbul persoalan masyarakat masa kini diantara perbezaan Karomah dan Sihir. Jawabnya adalah bahawa Sihir itu timbul dari tangan orang yang fasiq,zindik dan kafir yang berada diluar agama,percaya kepada kuasa selain Allah dan bukan mengikut Sunnah dan Syariat Nabi SAW. Sedangkan Karomah tidak terjadi kecuali kepada orang yang bersungguh-sungguh dalam mengikuti syariat sehingga mencapai puncak Ma’rifatullah.

Ketahuilah bahawasanya para Wali adalah orang-orang yang mengenal ALLAH SWT menurut kemampuan mereka dalam ketaatan,menjauhi maksiat dan berpaling dari terjerumus kedalam nafsu-syahwat. Sepertimana sabda Rasulullah SAW:

“Terdepanlah orang-orang yang menyepikan diri”. Baginda ditanya “Siapakah mereka wahai Rasulullah? ”. Maka Baginda menjawab ”Mereka adalah orang yang sangat senang dengan mengingati Allah. Allah meletakkan zikir yang berat-berat untuk mereka,hingga mereka mendatangi Allah pada hari kiamat dengan ringan.” (HR Muslim dan Tirmizi)

1)
Diantara kenyataan terjadinya Karomah telah tersebut didalam Al-Quran. Diantaranya adalah kisah Maryam dan puteranya Isa AS yang telah lahir tanpa perantaraan suami. Juga fenomena ajaib yang terjadi pada diri Maryam ketika dijaga Nabi Zakaria AS. Allah SWT berfirman:

“Setiap kali Zakaria masuk kepada Mihrab(yang diduduki) Maryam, ia mendapati disisinya rezeki(makanan). Zakaria bertanya: “Dari mana kamu dapatkan rezeki ini ?” Ia menjawab “Ini(makanan) dari Allah.”

Padahal tidak ada masuk ke mihrab itu selain dirinya,apabila Nabi Zakaria AS keluar dari ruangan Maryam,ia pasti mengunci semula pintunya, dan dia mendapati disamping Maryam jenis makanan(buahan) kemarau dimusim hujan dan buahan hujan dimusim kemarau..SUBHANALLAH

2)
Juga kisah penghuni gua (Ashabul Kahfi). Mereka adalah sekelompok orang-orang mukmin yang takut imannya berubah kerana raja mereka. Maka mereka telah keluar dari negerinya dan mereka masuk kedalam gua. Mereka telah tinggal didalamnya tanpa makanan dan minuman selama 309 tahun dalam keadaan tidur tanpa sakit atau mati. Allah SWT berfirman:
“Kamu lihat: ketika matahari terbit…….dan mereka tinggal di gua itu selama tiga ratus Sembilan tahun”

3)
Demikian juga kisah Ashif,seorang menteri Nabi Sulaiman. Ketika Nabi Allah Sulaiman berkata kepada pasukannya. “Wahai para pembesar,siapakan diantara kamu yang dapat mendatangkan istana Ratu Balqis sebelum mendatangiku dengan menyerah dan masuk Islam?”. Ketika itu,rombongan Balqis hanya jauhnya 1 fasakh lagi dari kerajaan Nabi Sulaiman AS.

Maka berkata Ifrit dari bangsa Jin. “Saya akan mendatangkannya kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu”. Maka Nabi Sulaiman membalas. “Aku mahu yang lebih cepat dari itu”

Maka berkata Ashif Bin Barkhaya, setiausaha nabi Sulaiman. Dia sangat jujur dan mengetahui rahsia nama Allah yang Maha Dasyat yang apabila berdoa dengan Nama itu, maka doa itu akan terkabul,dan apabila meminta kepadaNYA,IA akan memberi.
“Aku akan mendatangkannya kepadamu sebelum kamu membalikkan(mengembalikan) pandanganmu.”

4)
Begitu juga kisah Karomah para sahabat,tabi’in dan orang-orang selepasnya hinggalah sekarang ini. Telah Mutawatir peristiwa-peristiwa ini. Diantaranya ialah kisah Umar RA. Ia berkata: “Wahai Sariyah berlindunglah digunung,berlindunglah digunung.”. Ketika dalam khutbahnya pada hari Jumaat. Secara langsung suara itu terdengar oleh Sariyah dan dengan spontan dia berlindung dari musuh di satu tempat digunung itu. Dalam hal ini, Umar memiliki 2 Karomah iaitu nampaknya keadaan Sariyah dan sahabat-sahabat muslim yang lain beserta keadaan musuh. Dan yang kedua sampainya suara Umar kepada Sariyah yang berada dinegeri yang jauh..Subhanallah

Antara riwayat lain adalah bahawasanya Umar RA berkata kepada singa yang menghalangi jalan umum: “Menyingkirlah” kemudian singa itu mengibas-ngibas ekornya lalu pergi. Kemudian Umar berkata: “Benarlah Rasulullah bersabda” . “Barangsiapa takut kepada Allah, maka Allah akan membuat takut kepadanya segala sesuatu” (HR Abussyaikh,Al-Hakim dan Rafi’ie dalam kitab Amali-nya)

5)
Banyak lagi kisah dan riwayat yang telah tersebut didalam kitab-kitab hadis,antaranya Hadis Bukhari. Jika saudara-saudara ingin tahu lebih banyak lagi mengenai karomah para wali Allah ini, silalah membaca dan mempelajari manaqib-manaqib mereka. Anataranya manaqib Quthubul Aulia Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani.

Wallahu A’alam.

Dec 25, 2009

CERITA SI PENGEMBARA

Bayangkanlah diri Anda sebagai seorang yang telah lelah dan jenuh mencari makna kehidupan di dunia ini. Bayangkan diri Anda yang jemu melihat dunia ini hanya sebagai tarikan-tarikan persoalan senang dan sedih, berhasil dan gagal, mendapatkan keuntungan dan kebahagiaan; demikian pula dengan berbagai tekanan kehidupan, hentaman kesedihan dan terpaan penderitaan. Anda, tanpa menyadarinya, telah terbawa tanpa daya oleh pusaran kehidupan dunia: kelahiran, dibentuk oleh orangtua dan lingkungan, bersekolah, berkeluarga, bekerja dan mengejar harta, mendidik anak, dan seterusnya.

Pada suatu titik Anda tersadar, apa makna dari semuanya ini. Apakah kehidupan hanyalah sekadar pergantian episode senang dan sedih, baik dan buruk, hingga datang saat kematian kelak? Apakah benar-benar tidak ada makna yang lebih hakiki daripada sekadar mencuba menggapai kejayaan,

Bayangkan ketika Anda tersadar bahwa ‘agama’ yang selama ini diajarkan pada Anda hanyalah ritual tanpa makna batin. Bahwa agama seakan-akan hanyalah pilihan untuk memasuki surga atau neraka berdasarkan banyaknya pahala. Buku-buku yang Anda baca semuanya langsung menjelaskan cara, tanpa bisa menerangkan landasan yang paling fundamental: Apa arti semua ini sebenarnya? bisakah Anda tekun melaksanakan ibadah tanpa sedikit pun memahami maknanya?

Maka Anda pun mulai mencari panutan, orang yang dapat Anda jadikan pembimbing kehidupan Anda. Mulailah Anda mengikuti pengajian ini dan itu. Memaksakan diri untuk meraih serpihan makna yang mungkin terserak di dalamnya. Tapi ternyata, setelah sekian lama, Anda tidak juga memperolehnya.

Pada satu titik, ada hujaman pertanyaan yang keluar dari kepala Anda: mengapa kata ‘Islam’ lebih banyak disebutkan daripada kata ‘Allah’? Mengapa semuanya hanya diatasnamakan ‘demi Islam’, dan bukan ‘demi Allah’? Mengapa semua hanya mengingat ‘Islam’, dan seakan melupakan Allah? Di mana Allah? Akhirnya Anda mulai merindukan hakikat.

Dalam keputusasaan, ketika kehampaan hidup yang demikian getir tak bermakna terasa begitu menusuk, Anda bersujud dan menangis. Anda berdoa penuh harap pada-Nya, pada Dia yang Anda percaya bahwa Dia Maha Mendengar. Anda panjatkan doa bahwa Anda membutuhkan-Nya, bahwa Anda menginginkan pemahaman akan arti ini semua. Anda memohon untuk ditunjukkan jalan pulang, untuk kembali kepada-Nya. Anda merasa tidak mengerti apa-apa tentang Allah, Tuhan yang seharusnya Anda sembah. Anda merasa hanya secara mekanistik berlaku menyembah sesuatu yang belum Anda pahami. Hanya setitik harapan yang menjadi setitik benih permohonan Anda, seberkas keyakinan bahwa Dia Maha Mendengar doa Anda. Setitik harapan bahwa kelak Dia akan bersedia mengajarkan pada Anda, membuka diri-Nya mengenai siapa Dia sebenarnya.

Di bawah rahmat-Nya, dengan pertolongan-Nya, tanpa Anda sadari, Anda mulai ditunjuki-Nya. Pada suatu hari, dipertemukan-Nya Anda dengan seseorang yang memahami sepenuhnya apa yang sedang dan pernah Anda lalui, tanpa Anda bercerita sepatah kata pun. Dengan caranya, ia membuat Anda paham bahwa tidak ada yang salah dalam kehidupan Anda selama ini. Ia menjelaskan bahwa semua kegagalan dan kegelisahan ini hanyalah semata-mata sebuah panggilan sayang dari-Nya kepada Anda, supaya Anda tersadar bahwa Anda kini telah melupakan hakikat makna kehidupan Anda, sehingga tersesat menjauh dari jalan lurus-Nya. Semuanya hanyalah undangan-Nya supaya Anda kembali menyadari kehadiran nafs, diri yang lebih sejati dalam diri Anda, dan supaya Anda kembali mencari jalan pulang.

Sedikit demi sedikit, semakin lama Anda tidak bisa memungkiri perasaan bahwa dia mengetahui dan memahami segalanya tentang diri Anda, juga tentang seluruh kehidupan Anda. Anda tidak bisa lagi memungkiri bahwa pengajarannya terasa sangat menyegarkan bagi sesuatu yang ada jauh di dalam diri Anda, entah apa namanya. Dengan penuh kehati-hatian, sedikit demi sedikit, hati Anda mulai percaya padanya. Lambat laun keinginan Anda untuk berguru padanya semakin tumbuh kukuh dalam diri, demi setitik pengetahuan tentang seruas jalan setapak untuk pulang menuju Allah.

Dan akhirnya, pada saatnya Anda telah matang dan siap, ia membuka dirinya, mengatakan siapa dia sebenarnya. Allah sendirilah yang telah mengantar Anda untuk bertemu dengannya di suatu titik dalam kehidupan Anda, dan sudah menjadi tugasnyalah untuk menjemput Anda dan mengantar Anda pulang kembali pada-Nya. Dia telah menerima tugas Allah untuk membimbing orang-orang yang rindu akan jalan taubat untuk pulang kepada-Nya, sebagai seseorang yang Allah telah memberinya tugas kelahiran sebagai seorang mursyid, seorang pembimbing yang telah diberi-Nya kemampuan hakiki untuk menunjukkan jalan menuju Allah Ta‘ala.

SUBHANALLAH..

Dec 7, 2009

TANDA SAKARATULMAUT

Adapun tanda-tanda kematian mengikut ulama adalah benar dan wujud, cuma amalan dan ketakwaan kita sahaja yang akan dapat membezakan kepekaan kita kepada tanda-tanda ini. Rasulallah SAW diriwayatkan masih mampu memperlihat dan menceritakan kepada
keluarga dan sahabat secara lansung akan kesukaran menghadapi sakaratulmaut
dari awal hinggalah akhirnya hayat Baginda. Imam Ghazali rahimahullah diriwayatkan memperolehi tanda-tanda ini sehinggakan beliau mampu menyediakan dirinya untuk menghadapi sakaratulmaut secara sendirian. Beliau menyediakan dirinya dengan segala persiapan termasuk mandinya, wuduknya serta kafannya sekali cuma ketika sampai bahagian tubuh dan kepala sahaja beliau telah memanggil abangnya iaitu Imam Ahmad Ibnu Hambal untuk menyambung tugas tersebut. Beliau wafat ketika Imam Ahmad bersedia untuk mengkafankan bahagian mukanya. Adapun riwayat -riwayat ini memperlihatkan kepada kita sesungguhnya Allah SWT tidak pernah berlaku zalim kepada hambanya.

Tanda-tanda yang diberikan adalah untuk menjadikan kita umat Islam supaya dapat bertaubat dan bersedia dalam perjalanan menghadap Allah SWT. Walaubagaimanapun semua tanda-tanda ini akan berlaku kepada orang-orang Islam sahaja manakala orang-orang kafir iaitu orang yang menyekutukan Allah nyawa mereka ini akan terus di rentap tanpa sebarang peringatan sesuai dengan kekufuran mereka kepada Allah SWT.

Adapun tanda-tanda ini terbahagi kepada beberapa keadaan :

Tanda 100 hari sebelum hari mati.


Ini adalah tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka-mereka yang dikehendakinya. Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini cuma samada mereka sedar atau tidak sahaja. Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil.Contohnya seperti daging lembu yang baru disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lazat dan bagi mereka sedar dan berdetik di hati bahawa mungkin ini adalah tanda mati maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sedar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesedaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian , tanda ini akan lenyap begitu sahaja tanpa sebarang munafaat. Bagi yang sedar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memunafaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

Tanda 40 hari sebelum hari mati


Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya di atas Arash Allah SWT. Maka malaikatmaut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya ke atas kita antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikatmaut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikatmaut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk
mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

Tanda 7 hari

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba ianya berselera untuk makan.

Tanda 3 hari

Pada ketika ini akan terasa denyutan di bahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita
melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

Tanda 1 hari


Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang iaitu di kawasan ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

Tanda akhir

Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan sejuk di bahagian pusat dan ianya akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan pula.

PENUTUP

Sesungguhnya marilah kita bertaqwa dan berdoa kepada Allah SWT semuga kita
adalah di antara orang-orang yang yang dipilih oleh Allah yang akan diberi kesedaran untuk peka terhadap tanda-tanda mati ini semoga kita dapat membuat persiapan terakhir dalam usaha memohon keampunan samada dari Allah SWT mahupun dari manusia sendiri dari segala dosa dan urusan hutang piutang kita.Walaubagaimanapun sesuai dengan sifat Allah SWT yang maha berkuasa lagi pemurah lagi maha mengasihani.Oleh itu marilah kita bersama-sama berusaha dan berdoa semuga kita diberi hidayah dan petunjuk oleh Allah SWT serta kelapangan masa dan kesihatan tubuh badan dan juga fikiran dalam usaha kita untuk mencari keredhaan
Allah SWT samada di dunia mahupun akhirat.


WALLAHU A`ALAM

Dec 1, 2009

TANDA-TANDA HAMPIRNYA KIAMAT

Berkata Imam Baihaqi bahawa tanda-tanda dibawah ini adalah hanya tanda kecil dari datangnya hari kiamat.

1. Tidak ada orang yang memperhatikan urusan-urusan agama apalagi membantunya. Rasulullah SAW bersabda : “Akan datang suatu masa kepada ummatku, perumpamaan orang yang teguh dan sabar memegang agamanya sama dengan orang yang menggenggam bara api.”
2. Ramai orang beribadah tetap tidak dilandasi ilmu yang memadai.
3. Ramai orang yang pandai membaca Al-Quran dan menghafalnya tetapi perilakunya sombong dan tidak bermoral. Qurra’un fasaqatun (pembaca Al-Quran yang fasiq).
4. Kaum muslimin saling bermegah-megahan dalam mengimarahkan masjid yang tidak diimbangi dengan peningkatan ibadah.
5. Banyak terjadi pemutusan persaudaraan dan sanak saudara.
6. Orang yang amanah tetapi tidak pernah ada kesempatan mendapat kepercayaan. Dan sebaliknya seorang pengkhianat tetapi seringkali mendapat kesempatan dan kepercayaan.
7. Hilangnya bulan, sehingga seringkali bulan tidak menampakkan dirinya diwaktu yang menurut hisab bulan dapat dilihat. (cth: rukyah seringkali tidak berjaya melihat hilal).
8. Ajaran zuhud dan tasawwuf hanya tinggal cerita di podium dan di mimbar. (cth : amalan zuhud dan tasawwuf hanya teori dan disuarakan para penceramah, tetapi tidak ada yang melaksaakannya).
9. Ramai orang yang berpura-pura berperilaku wara’. Perilaku wara’ seringkali hanya pura-pura belaka.
10. Semakin sulit ditemui orang yang soleh. Sehingga yang ada dialam dunia ini majoritinya ialah orang-orang yang tidak bermutu,generasinya hanya tinggal generasi yang tidak berguna(berkualiti) saja.
11. Kehadiran anak seringkali membuat orang tua marah-marah.(kerana tidak ada kepatuhan).
12. Kehadiran hujan seringkali tidak membawa kemakmuran dimuka bumi ini. Bahkan seringkali membawa bencana dan malapetaka.
13. Orang yang berperangai buruk telah bermaharajalela disemua sektor kehidupan.(baik disektor pemerintahan,perdagangan dan keagamaan)
14. Kepimpinan masyarakat banyak yang dikuasai oleh orang munafik yang ada dikalangan mereka. Dan yang menjadi pemimpin mereka adalah orang fasiq dan tidak berbudi pekerti.
15. Mihrab dan mimbar banyak dibangunkan dibanyak tempat, tetapi hati mereka kosong dan tidak berisi. Majlis ta’lim banyak yang muncul tetapi kehadiran nya tidak mampu mengisi hati.
16. Terjadinya globalisasi industri perdagangan sehingga seringkali dijumpai wanita (yang semestinya menjadi suri rumah dan mendidik anak-anak – sibuk dengan perdagangannya).
17. Ilmu pentadbiran dan tulis menulis semakin meluas. ( menurut Ibnu Masud, yang dimaksudkan dengan tanda hari kiamat yang nombor 17 adalah, semakin tersebar ilmu bidang-bidang kesetiausahaan dan pentadbiran sehingga mengabaikan bidang keilmuan).
18. Kesaksian palsu semakin sering ditemukan di pengadilan. Sumpah palsu seringkali hanya jadi secara sengaja, tidak berbekas sama sekali dalam hati.
19. Amanah seringkali disalah gunakan untuk mengambil keuntungan material. Ini boleh dibuktikan dengan banyaknya kes-kes penyelewengan diberbagai kalangan institusi pemerintahan.
20. Pengutipan zakat hanya sebagai media untuk mencari keuntungan belaka. Hanya sebagai jalan untuk mencari keuntungan peribadi, tidak untuk mensejahterakan masyarakat penerima zakat dan sedekah.
21. Pengajaran ilmu tidak lagi dilandaskan pada penyebaran ilmu dan penghapusan kebodohan. Tetapi sebagai sasaran bisnes belaka.
22. Ramai lelaki/suami yang takut dan taat kepada isterinya, tetapi berani dan derhaka kepada ibunya. Ini boleh dibuktikan dibanyak tempat.
23. Ramai orang yang dengan mudahnya membangun persahabatan dengan orang lain, mengangkat orang lain menjadi saudara, tetapi susah untuk berbakti kepada ibu-bapanya sendiri.
24. Ramai orang yang sudah berani mengeraskan suaranya atau berteriak didalam masjid, sehingga mengganggu kekhusu’an orang yang sedang solat.
25. Banyak bermunculan para Biduanita dan bermunculnya alat-alat muzik yang sudah tidak dapat dibendung lagi. (seperti rancangan dan pertandingan menyanyi dibeberapa stesen television).
26. Minuman keras telah bermaharajalela, sehingga sudah tidak pelik lagi ditemukan orang yang meneguk minuman keras dibanyak tempat dan kawasan awam.
27. Banyak generasi muda sudah tidak lagi menghormati generasi tua atau bahkan melaknati generasi terdahulu.
28. Sebelum kemunculan Dajjal, perjalanan tahun sudah tidak stabil lagi. Banyak peramal musim yang tertipu dengan perjalanan musim. Banyak terjadi hujan saat musim kemarau dan sebaliknya.
29. Ramai orang jujur dikatakan dusta dan ramai orang dusta dikatakan jujur dan mendapat kepercayaan seluruh ummat.
30. Urusan kerakyatan dan kemaslahatan banyak yang ditangani oleh kaum Ruwaibidlah,iaitu sekelompok manusia yang bodoh, menjadi sampah masyarakat dan berperilaku rendah.
31. Banyak munculnya hal-hal yang diluar dugaan ummat manusia yang sebenarnya hal-hal ini sangat berbahaya kepada kehidupan manusia.
32. Banyak terjadi bergesernya gunung dan plat bumi dari tempat asalnya.
33. Banyak urusan-urusan ummat yang diserahkan kepada orang yang tidak ahlinya. Sehingga berakhir dengan kehancuran.
34. Semakin ramai yang berputus asa dengan hidup.Sehingga ramai yang berharap mati dan menghuni alam kubur daripada hidup didunia. Dan kadang-kadang berakhir dengan bunuh diri.
35. Banyak penzinaan dan maksiat dilakukan ditengah jalan dan keramaian.
36. Banyak perbuatan persetubuhan dipublikasi. Sehingga untuk mencegahnya agar tidak dipublikasi hanya tinggal harapan.
37. Semakin tersebarnya praktis pornoaksi, sehingga pornoaksi sudah tidak ada yang dapat mengingkari. Menjadi hal lumrah dan biasa.
38. Ramai wanita yang diperkosa dan diperlecehkan didepan umum dan tidak ada yang mampu mencegahnya bahkan mengingkarinya.
39. Semakin banyak munculnya pendapat-pendapat dan kepentingan, sehingga sulit untuk disatukan. Hati mereka saling bermusuhan dan diselimuti dendam.
40. Banyak terjadi saudara kandung yang berbeza agama dan keyakinan.
41. Banyak terjadi berubahnya fungsi masjid menjadi pejabat. Masjid yang seharusnya menjadi tempat solat berubah menjadi tempat urusan dunia.
42. Ramai anak muda yang menjadikan orang tua sebagai mainan mereka.( tidak ada sikap hormat dan ta’zim kepada orang tua).
43. Banyak perdagangan antara Negara, namun susah mencari keuntungan. (kerana berleluasanya kebohonga dan manipulasi ).
44. Akan dating suatu masa, dimana orientasi manusia hanya kepada urusan-urusan keduniaan yang ada hubungannya dengan isi perut.
45. Kemuliaan manusia hanya diukur dengan kekayaan sahaja, tidak dengan ilmunya.
46. Kiblat (arah kehidupan) dalam kehidupan manusia hanya masalah wanita dipenghujungnya.
47. Yang menjadi topik perbahasan agama mereka hanyalah masalah wang dan wang. Sehingga manusia seperti ini tidak mempunyai pahala sama sekali di akhirat kelak.
48. Kehadiran Al-Quran sudah tidak menarik lagi bagi hati manusia. Sehingga ada kecenderungan manusia untuk lebih tertarik kepada selain Al-Quran.
49. Semakin ramai orang yang tamak dan hanya berkhayal sahaja. Tidak mahu berusaha. Boleh kita lihat, ramai orang yang hanya pandai berharap mendapatkan nasib yang baik melalui undian dan loteri.
50. Manusia sudah tidak merasa takut lagi jika melakukan larangan-larangan Allah dan mengabaikan perintah-NYA.
51. Ramai manusia yang dikuasai lamunan dan keinginan yang tidak proporsional (seiringan). Ada yang menjadi lamunan dan khayalan jauh daripada kata harapan apalagi kenyataan.
52. Ramai manusia yang terlalu berharap atas ampunan Allah jika mereka melanggar aturan-NYA. Ramai manusia yang hanya pandai raja’ dan lupa khouf.
53. Islam hanya tinggal nama. Hiasan Islam yang hakiki, iaitu berupa amal soleh sudah memudar layaknya memudarkan hiasan pakaian yang sudah lusuh. Sehingga ramai manusia yang sudah tidak mengerti apa itu puasa, solat, haji dan sedekah.
54. Yang mempertahankan kalimah tauhid Laa ilaha illa Allah hanyalah orang-orang yang sudah tua.
55. Kalimah tauhid sudah tidak dikumandangkan dimuka bumi ini lagi.
56. Perbuatan tercela dan sifat pelit telah berleluasa dimuka bumi.
57. Orang yang mempunyai sifat Al-Amin disebut pengkhianat dan seorang pengkhianat terus mendapat kepercayaan dan disanjung sebagai Al-Amin.
58. Seorang yang menjadi tokoh dan pemimpin masyarakat justeru akhlaknya rosak. Dan orang yang menjadi sampah masyarakat seringkali menang dalam segala urusan.
59. Munculnya 70 pembohong besar dan pendusta agama. Mereka datang dengan membawa ajaran yang tidak sama dengan ajaran kamu, kerana mereka telah merubah ajaran Islam yang selama ini telah bertahan dari kurun ke kurun. Jika mereka datang, maka jauhilah mereka, jangan sesekali mendekati mereka.
60. Komentar dan ucapan lebih mendominasi daripada perbuatan. Ramai orang yang pandai berbicara dan berkomentar tetapi tidak pandai melaksanakannya.
61. Penyataan tentang persatuan dan kerukunan hanya ada pada lisan, sementara hati mereka saling berlainan dan berlawanan.
62. Ramai orang memutuskan silaturrahim. Dan ketika itu semua terjadi, maka laknat ALLAH SWT akan turun, dan ALLAH akan membutakan hati mereka.
63. Ramai manusia pandai mempamerkan ilmu mereka tetapi mengabaikan pengamalannya.
64. Penyataan kasih saying hanya ada pada ucapan sahaja, tidak sampai kedalam hati. Dalam hatinya hanya ada perasaan benci.

Adapun tanda-tanda yang besar dan nyata atas semakin dekatnya hari kiamat adalah sebagaimana keteranya dalam hadis dibawah ini :
“ Dari Hudzaifah bin Usayd beliau berkata : Suatu hari Rasulullah SAW dating kepada kami disaat kami sedang ber-mudzakarah. Kemudian Rasulullah SAW bertanya, Apa yang kalian bicarakan dalam mudzakarah kalian?. Lantas sahabat menjawab, Kami sedang membicarakan hal Hari Kiamat ya Rasulullah”. Lantas Rasulullah bersabda:

“ Kamu tidak akan melihat kiamat itu sehingga kamu akan melihat sepuluh tanda besar sebelum kehadiran hari kiamat”. Kemudian Rasulullah SAW menyebut:

1. Dukhan (asap yang memenuhi cakerawala bumi).
2. Dajjal.
3. Dabbah (sejenis haiwan berbulu lebat dan berkepala botak berkilat).
4. Terbitnya matahari dari ufuk barat.
5. Turunnya Nabi Isa bin Maryam
6. Keluarnya Yakjuz dan Makjuz.
7. Pergeseran plat bumi sebanyak 3 kali, satu kali didataran timur, satu kali didataran barat dan satu kali di Jazirah Arab.
8. Dan akhir sekali ialah api yang keluar dari Negara Yaman yang mampu mengiringi manusia menuju sahara Mahsyar.

DUKHAN

Tentang masalah Dukhan, didalam tafsir Khazin diterangkan bahawa sahabat Hudzaifah RA bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Dukhan. Kemudian Rasulullah membaca ayat :
“ Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata “

Bahawa keberadaan Dukhan memenuhi dataran barat dan timur selama 40 hari dan 40 malam. Adapun kepada orang mukmin, keberadaan Dukhan akan menyebabkan pening. Tetapi orang kafir, keberadaan Dukhan boleh menyebabkan mabuk dan mati.

DAJJAL

Tentang keberadaan Dajjal, dalam kitab Shahih Muslim diterangkan bahawa Hisyam bin Urwah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“ Bahawa tidak ditemukan sejak terciptanya Nabi Adam sampai bangkitnya hari kiamat seorang makhluk yang lebih besar (fitnahnya) selain Dajjal “

Dalam hadis Imam Bukhari, Rasulullah SAW menerangkan bahawa Dajjal adalah makhluk yang buta salah satu matanya, dan matanya menonjol laksana buah anggur. Lagi dalam Bukhari Muslim, Rasulullah SAW bersabda :
Tidak ada satupun Nabi didunia ini kecuali nabi tersebut menakut-nakuti umatnya akan kemunculan makhluk yang buta sebelah matanya dan pembohong besar. Ingatlah bahawa Dajjal itu mata sebelahnya buta. Dan Tuhan kamu bukanlah Zat yang buta. Diantara dua matanya Dajjal tertulis “Kafir”.

Al-Baghawi meriwayatkan dari Asma’ bahawa : Fitnah Dajjal yang paling besar adalah sesungguhnya Dajjal akan mendatangi seorang a’raby dan dia berkata, “ Bagaimana menurut kamu jika aku telah hidupkan untamu yang telah mati, apakah kamu akn mengakui aku sebagai tuhanmu?”. Araby menjawab, Ya, aku akan mengakui kau sebagai tuhanku. Kemudian Syaitan datang dengan bentuk yang seperti unta yang telah mati, bahkan lebih gemuk dan lebih menarik. Pada saat lain, Dajjal juga mendatangi seorang laki-laki yang ditinggalkan mati bapa dan saudaranya. Kemudian Dajjal berkata, “Bagaimana menurut kamu jika aku hidupkan kembali bapa dan saudaramu yang telah meninggal, apakah kamu akan mengakui aku sebagai tuhanmu?. Lantas lelaki tersebut menjawab, “Ya, aku akan akui kau sebagai tuhanku”. Kemudian datang Syaitan pembantu Dajjal dengan bentuk dan rupa seperti bapa dan saudaranya yang telah meninggal.

Dari Abu Bakar Al-Siddiq berkata, Sesungguhnay Rasulullah SAW pernah bercerita kepadaku, bahawa Dajjal akan keluar dari dataran tanah timur, namanya Khurasan. Dia diikuti oleh sekumpulan kaum yang wajahnya seperti bentuk bejana.

Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda, “ Bahawa Dajjal akan diikuti oleh 70 000 umat Yahudi Negara Asbihana yang semuanya mengenakan jubah warna hijau”.

Berkata Imam Nawawi, berkata Imam Qadly Iyadl. Bahawa hadis diatas yang menerangkan seputar Dajjal adalah hujjah yang sangat kuat bagi mazhab Ahlussunnah wal jamaah atas keberadaan Dajjal. Sesungguhnya Dajjal adalah seseorang yang dengan keberadaannya Allah menguji hambanya. Allah memberikan kemampuan kepada Dajjal untuk boleh menghidupkan kembali orang yang telah dibunuhnya, boleh juga menjadikan keindahan dan kesuburan dunia, boleh juga mengeluarkan harta karun dan harta benda yang tersimpan dalam perut bumi, boleh juga memerintahkan langit menurunkan hujan. Padahal itu semua terjadi atas kekuasaan Allah. Namun setelah itu, Allah tidak lagi memberikan kekuasaan kepada Dajjal, sehingga Dajjal tidak mampu lagi membunuh orang untuk mendemontrasikan kekuasaannya. Kekuatan Dajjal telah terlihat hinggalah dia dibunuh oleh Nabi Isa bin Maryam. Dengan terbunuhnya Dajjal, Allah akan menguatkan lagi Agama Islam dengan Al-Quran.

Keterangan tentang Dajjal diatas adalah sebahagian daripada Hujjah mazhab Ahlussunnah wal jamaah, sekelompok ahli hadis dan pakar fizik. Hal ini berbeza dengan kaum yang mengingkari cerita Dajjal, iaitu sekelompok Khawarij, Jahmiyah dan sebahagian kaum Mu’tazilah.

DABBAH

Tentang Dabbah, Imam Khazin berkata dalam tafsir Khazin. Diceritakan dari Hudzaifah bin Yaman bahawa suatu hari Rasulullah SAW bercerita tentang Dabbah. Lantas aku bertanya, “ Ya Rasulullah, dia datang dan keluar dari mana “. Rasulullah SAW menjawab, “ Dari masjid yang paling besar dan mulia dimuka bumi ini, iaitu masjidil Haram”.

Suatu ketika Nabi Isa mengerjakan tawaf di Baitullah yang diikuti oleh kaum muslimin, kemudian dengan mendadak bumi bergegar, bukit Safa pecah, dan dari bukit Safa inilah Dabbah pertama kali keluar, kepalanya botak berkilat dan badannya dipenuhi bulu, jika dia lari, tidak akan ada yang bisa mengejarnya, dan jika dia mengejar, tidak akan ada yang bisa menghindarnya.

Dabbah akan menyengat seluruh manusia yang ada, baik mukmin mahupun kafir. Bagi orang mukmin, sengatan Dabbah akan meninggalkan warna yang bersinar dan tertulis diantara kedua matanya kalimat “mukmin”. Manakala bagi orang kafir, sengatan Dabbah akan meninggalkan titik hitam dan tulisan “kafir” diantara kedua matanya.

Dari Abdillah bin Amr RA, beliau berkata, sesungguhnya Dabbaha akan keluar dari lereng gunung jiyad, kepala Dabbah bisa menyentuh awan sementara kakinya tetap berpijak pada bumi.

MATAHARI TERBIT DARI BARAT

Tentang matahari terbit dari barat, dalam kitab Sahih Bukhari dalam bab “awal kejadian makhluk” diterangkan bahawa : Diceritakan dari Abi Zar RA, beliau berkata, Bahawa Rasulullah SAW pernah berkata kepadaku saat matahari sedang terbenam, “ Apakah kamu tahu kemana matahari itu pergi?”. Aku menjawab, “Allah dan rasulnya yang lebih tahu”. Rasulullah SAW berkata lagi, “Sesungguhnya matahari itu pergi ke suatu tempat sehingga matahari itu bersujud kepada Allah SAW disuatu tempat dibawah Arasy. Kemudian meminta izin untuk terbit lagi, dan Allah mengizinkan. Dan dalam waktu dekat lagi, matahari akan bersujud dan meminta izin kepada Allah untuk terbit, kemudian tidak mendapat izin untuk terbit. Allah SWT berkata kepada matahari. “kembalilah ketempat dimana kamu datang”. Kemudian matahari itu kembali dan terbit dari ufuk barat. "

Dan itulah yang dimaksudkan dalam ayat :
“ Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikian ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”.

Dalam kitab Fathul Bary Imam Ibnu Hajah RA berkata. Ada beberapa kemungkinan tentang maksud dari kalimat “matahari sujud”, diantaranya adalah :
1) Sujud malaikat yang ditugasi Allah SWT untuk mengatur peredaran matahari.
2) Sujud matahari direalisasikan dengan keadaan matahari yang sebenarnya, iaitu tebit dan terbenam. Terbit dan terbenamnya matahari adalah sebagai wujud dari kepatuhan dan ketundukannya kepada Allah. Sehingga sampai datang waktu dimana matahari sudah tidak diizinkan lagi bersujud kepada Allah. Ertinya sudah tidak diizinkan lagi terbit dari ufuk timur.
3) Sujudnya matahari direalisasikan dengan keadaan yang tidak diketahui oleh sesiapapun kecuali Allah SWT.

TURUNNYA ISA, KELUARNYA YA’JUZ DAN MA’JUZ

Tentang turunnya Nabi Isa AS dan keluarnya Ya’juz dan Mak’juz dalam kitab Sahih Muslim diterangkan bahawa, Diriwayatkan dari Nuwas Bin Sam’ani beliau berkata, Disuatu pagi Rasulullah SAW membicarakan tentang Dajjal, ketika membicarakan Dajjal, Rasulullah merendahkan suaranya dan kemudian Rasulullah SAW mengeraskan suaranya kembali. Sehingga kami menyangka bahawa Dajjal ada dibalik pepohon kurma (dekat masjid Nabawi). Ketika kami berusaha mendekati Rasulullah SAW (kerana Rasulullah merendahkan suaranya), Rasulullah bertanya kepada kami, “Apa yang sedang kamu perhatikan?”. Kami menjawab, “ Ya Rasulullah,Tuan membicarakan Dajjal dan Tuan merendahkan suara Tuan, sehingga kami menyangka Dajjal ada disebalik pepohon kurma”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Apakah selain Dajjal ada sesuatu yang lebih menakutkanku atas nasib kalian semua?”. Jika Dajjal datang sementara aku ada didepan kamu semua, maka aku akan didepan kamu semua untuk menghadangnya. Jika Dajjal datang sementara aku tidak ada diantara kalian, maka masing-masing dari kalian akan menjaga dirinya sendiri. Dan ALLAH SWT yang akan menjadi penggantiku untuk menjaga setiap muslim.
Sesungguhnya Dajjal itu pemuda yang berambut kerinting, matanya tertonjol seperti buah anggur, seakan akan sepantasnya aku menyerupakan Dajjal dengan Abdul Uzza Bin Qhattan. Barangsiapa diantara kalian menjumpai Dajjal, maka bacalah beberapa ayat permulaan surah Al-Kahfi. Dan sesungguhnya Dajjal akan keluar dari jalan tembus antara Negara Syria dan Iraq. Dia akan keluar sambil membuat kerosakan dikanan dan kirinya.
Wahai hamba Allah, tetaplah kalian dalam keadaan Iman dan Islam. Kami bertanya kepada Rasulullah SAW, “Berapa lama Dajjal berdiam dan menetap dibumi?”. Rasulullah SAW menjawab, “40 hari. Satu hari pertama laksana satu tahun. Satu hari kedua laksana satu bulan, dan beberapa hari berikutnya laksana hari hari kalian semua”. Kami bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, saat hari yang laksana satu tahun apakah cukup bagi kita hanya melaksanakan solat satu hari saja?”. Rasulullah SAW menjawab, “Tidak! Dan kira kirakan satu hari tersebut sesuai kadarnya”. Kami bertanya lagi “ Berapa kecepatan Dajjal dimuka bumi ini?. Rasulullah SAW menjawab, “Laksana hujan yang diterpa angin kencang”. Dajjal akan mendatangi manusia dan mengajaknya untuk taat kepadanya. Sebahagian ada yang mempercayai dan mengikuti jejaknya. Dajjal juga akan memerintahkan langit untuk hujan, maka hujanlah. Dan memerintahkan bumi uttuk menumbuhkan tumbuhan, maka tumbuhlah tanaman. Sehingga haiwan peliharaan mereka pulang pada petang hari, keadaan badannya lebih besar, putting susunya lebih berisi dan perutnya lebih padat.
Lantas Dajjal juga mendatangi sekelompok masyarakat, tetapi mereka semua menolaknya, Dajjal pun menyingkir dan meninggalkan tempat. Dengan sebab penolakan tersebut, sekelompok masyarakat tadi kelaparan semua kerana kehabisan pembekalan dan makanan.
Dajjal juga akan melewati bumi yang tandus dan tidak bisa ditanami. Kemudian Dajjal berkata, “Wahai bumi, keluarkan seluruh harta yang ada pada perutmu!”. Maka bumipun mengeluarkan seluruh apa yang ada dalam perutnya laksana segerombolan lebah yang keluar dari sarangnya.
Kemudian Dajjal juga nanti akan memanggil seorang remaja tampan dan memenggal kepalanya dengan sebilah pedang menjadi dua penggalan.Yang satu penggalan dilempar ketempat yang agak jauh. Kemudian Dajjal memanggil penggalan tersebut, “ Wahai kepala yang terpenggal, datanglah dan menyambunglah kembali”. Kemudian penggalan tersebut datang dan menyambung kembali dengan badannya. Sehingga remaja tadi menghadap kepada Dajjal dalam keadaan wajahnya bersinar dan tertawa lepas. Dan saat itulah Allah SWT memerintahkan Nabi Isa AS untuk turun dari langit. Maka turunlah Nabi Isa AS dengan diantara dua malaikat tepat disamping menara putih sebelah timur kota Damascus. Ketika Nabi Isa AS menundukkan dan mendongakkan kepala, maka menitislah air dari kepalanya laksana butiran mutiara.
Setiap orang kafir yang mencium nafasnya, maka matilah orang kafir tersebut. Sementara nafasnya bisa tercium dari jarak sejauh mata memandang. Nabi Isa pun mencari dan merobek-robek Dajjal untuk membunuhnya. Dan kemudian Nabi Isa pun berhasil menemukannya didekat pintu Lud, maka terbunuhlah Dajjal laknatullah alaih.
Kemudian Nabi Isa mendatangi sekelompok kaum yang terbebas dari pengaruh Dajjal, dia usap wajah mereka dan dia ceritakan kedudukan mereka disyurga. Dan saat itulah Allah SWT menurunkan wahyu kepada Isa AS, “ Wahai Isa, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-KU, yang siapapun tidak akan mampu memeranginya. Maka pindahkan mereka dibawah gunung Thur.
Dan saat itulah Allah juga akan mengeluarkan Ya’juz dan Ma’juz dari sarangnya. Mereka berjalan dan bereaksi dengan sangat cepat. Sehingga ketika rombongan yang paling depan melewati danau Thabariyyah dan meminumnya, maka rombongan yang paling belakang berkata, “La,tadi danau Thabariyyah masih penuh air, tapi sekarang jadi kering tidak berair?”. Akhirnya Nabi Isa AS dan para pengikutnya terkepung oleh jumlah Ya’juz dan Ma’juz yang sangat banyak. Makanan dan pembekalan pun habis. Sehingga bagi Nabi Isa dan pengikutnya, keberadaan sebuah kepala kambing jauh lebih berharga dari seratus dinar.

Dari Risalah Ahli Sunnah Wal Jama'ah oleh Hadratus Syeikh Kiyai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari. Pendiri Jam'iyyah Nahdlatul Ulama'.

Nov 18, 2009

HIZBU AL-TAHRIR

Organisasi ini didirikan pada tahun 1953 di Jerussalem oleh Taqiyuddin Al-Nabhani, bersama para pengikutnya yang telah memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin (organisasi Islam di Mesir). Al-Nabhani adalah lulusan Al-Azhar Mesir yang beeprofession senagai guru sekolah agama dan hakim. Ia berasal dari Ijzim Palestin Utara. Ketika didirikan, organisasi ini menyatakan diri sebagai parti politik dengan Islam sebagai ideologinya dan kebangkitan Islam sebagai tujuannya.

Sistem keanggotaan merupakan cirri khas dari organisasi ini. Untuk mencapai tujuannya, para pemimpin organisasi ini mengambil bahan-bahan idealogi yang mengikat anggotanya. Pelajar sekolah menengah, mahasiswa serta para ilmuwan mendominasi latar belakang anggota organisasi ini. Organisasi ini mendesak kaum muslimin untuk berijtihad dalam mengkaji syariat secara terus menerus. Organisasi ini meniadakan bentuk ijma’ kecuali ijma’ para sahabat Nabi SAW dan menolak illat(alas effectif rasional) sebagai dasar bagi qiyas.

Bentuk utama organisasi ini antara lainnya adalah Al-Takattu al-Hizbi, Al-Syakhsiyah al-Islamiyah, Nidhom al-Islam, Mafahim Hizbu al-Tahrir, Nidhomu al-Hukmi fi al-Islam, Nadharat Siyasiyah li Hizbi At-Tahrir dan Kaifa Hudimat al-Khilafah.

Syeikh Muhammad Abdullah al-Syiby al-Ma’ruf bi Al-Habasyi dalam kitabnya Al-Aroh Al-Imaniyah fi Mafasid al-Tahririyah berkata “Pendiri organisasi ini telah mengaku sebagai mujtahid mutlak dan melakukan penyelewengan terhadap ayat-ayat Al-Quran dan Hadis, serta mengingkari ijma’ di berbagai persoalan pokok agama dan persoalan furu’ agama”. Lebih lanjut beliau membuktikan beberapa kebatilan dari organisasi ini. Dapat saya sebutkan diantaranya adalah : Dalam kitab mereka, Syaksiyah Islamiyah juz 1 hal 71-72 disebutkan : “ Dan semua perbuatan manusia ini tidak ada campur tangan Qada Allah. Kerana setiap manusia dapat menentukan kemahuan dan keinginannya sendiri”. Pada halaman 74 : Maka mengaitkan pahala atau siksa Allah dengan hidayah atau kesesatan menunjukkan bahawa hidayah atau kesesatan adalah perbuatan manusia sendiri bukan dari Allah SWT”

Ini jelas pendapat kaum kaum Qadariyah yang menyimpang dari ajaran Ahlussunnah wal Jamaah kerana bertentangan dengan beberapa ayat Al-Quran dan hadis. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, sesungguhnya beliau berkata : “ Sesungguhnya perkataan kaum Qadariyah adalah kufur “. Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz dan Imam Malik bin Anas dan Imam Awza’I “ Sesungguhnya mereka ini diminta untuk bertaubat, jika tidak mahu maka dibunuh”. Diriwayatkan dari Ma’mar, dari Thowus dari bapanya. Sesungguhnya seorang lelaki telah berkata kepada Ibnu Abbas : "Ramai orang mengatakan perbuatan buruk bukan dengan Qadar Allah SWT”. Maka Ibnu Abbas menjawab : “Yang membezakan aku dengan pengikut Qadariyah adalah ayat ini : “Katakanlah, Allah mempunyai hujah yang jelas lagi kuat, maka jika Dia menghendaki, pastu Dia member petunjuk kepada kamu semua “ (Al-An’am - 149)

Dalam satu edaran fatwanya,tahun 1969 tertulis : “ Tidak haram hukumnya berjalan dengan tujuan akan berzina atau berbuat maksiat dengan seseorang. Yang tergolong maksiat adalah perbuatannya”. Dalam edaran fatwa pada 24 Rabiul Awal 1390H. Pemimpin mereka menghalalkan bercium meskipun disertai dengan syahwat. Dalam edaran fatwa pada 8 Muharam 1390H ditulis : “Dan barangsiapa mencium orang yang baru tiba dari musafir, baik lelaki mahupun perempuan, serta tidak bermaksud melakukan tujuan zina, maka hukumnya adalah halal”.

Dalam kitab Al-Tafkir hal. 149, dijelaskan : “ Sesungguhnya apabila seseorang mampu menggali hukum dari sumbernya, maka dia telah menjadi mujtahid. Oleh kerananya, maka menggali hukum atau ijtihad dibolehkan bagi sesiapapun, dan mudah bagi sesiapapun, apalagi setelah mempunyai beberapa kitab lughat(Tatabahasa Arab) dan Fiqh Islam “. Perkataan ini mengesahkan terbukanya kemungkinan untuk berijtihad oleh sesiapa meskipun dengan modal pengetahuan yang sedikit tentang ilmu agama.

Wallahu A’alam

Dipetik dari Siri Soal Jawab dan Panduan bagi Warga dan Pengurus Nahdlatul Ulama oleh Al-Ustaz H.Muhibbul Aman Ali, Wakil Khatib Syuriyah, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Pasuruan,2007. Hal.36-38

Nov 10, 2009

FAHAMAN WAHABI

KITA mulakan tulisan ini dengan Ahli Sunnah Wal Jamaah, pegangan dan amalannya. Mengenai Ahli Sunnah tidak perlu kita berbicara panjang sebab ia diketahui umum. Kalau hendak disebut pun kita boleh membuat beberapa kenyataan seperti istilah itu diterima pakai oleh ulama sejak awal dengan Imam Tahawi, al-Asyari, Abu Hanifah, Imam Syafie, Baqillani, Baghdadi, al-Ghazali dan al-Nawawi.

Bagaimanapun, boleh disebut bahawa istilah itu dalam hadis Nabi SAW yang dinukil dalam ‘al-Milal wa al-Nihal’ oleh al-Shahrastani dan juga dalam hadis al-Tabarani.
Mengenai pegangan, kita hanya boleh sebut secara ringkas iaitu Ahli Sunnah berpegang kepada Rukun Iman yang enam, Rukun Islam yang lima, berpegang kepada ajaran akidah Imam al-Asyari dan Maturidi dan yang mengikuti mereka sampai masa kini; mereka beriman mengenai Allah memiliki sifat sempurna tidak terhisab, tetapi sekurang-kurang perlu diketahui semua orang ialah sifat ada, sedia kala, kekal, tidak menyerupai semua yang baru, berdiri sendiri, Maha Esa, hidup, mengetahui, berkehendak, mendengar, melihat dan berkata-kata dengan kalam-Nya yang kadim dan azali tidak menyerupai makhluk dalam semua perkara. Zat-Nya tidak seperti zat makhluk, perbuatan-Nya tidak seperti makhluk.

Kalau sesiapa mengatakan ia mempunyai sifat makhluk atau menyerupai makhluk, maka ia terkeluar daripada iman. Sebab itu Imam Tahawi, Syafie, Abu Hanifah dan seterusnya menyebut Ia tidak bertempat, tidak tertakluk oleh masa, tidak berada dalam ruang.
Tidak boleh dikatakan Tuhan berada di atas, di bawah, di kanan, atau di kiri, di belakang atau di hadapan, sebab ia tidak berpihak.

Dalam Ahli Sunnah, ayat al-Quran dan hadis nabi yang menyebut sifat Allah seperti sifat makhluk, maka disuruh kita sama ada menerima seperti asalnya (tafwidh) menyerahkan erti hakikinya kepada Allah SWT, atau mentakwilkannya dengan sifat yang layak dengan-Nya.

Ini dilakukan umpamanya oleh penghulu orang Salaf al-Tabari.
Orang Wahabi menerimanya secara literal dan hakiki, kalau disebut Tuhan ada tangan, tanganlah, kalau kaki, kakilah, kalau jari maka jarilah. Ini membawa kepada menyerupakan Allah dengan makhluk. Nauzu billahi min zalik.

Seperkara lagi mereka membahagikan tauhid kepada tiga, tauhid Rububiah, tauhid Uluhiah, dan tauhid Asma Wassifat. Setiap satunya terasing daripada yang lain. Rububiah ertinya tauhid mengakui Tuhan Pencipta Alam, Esa, Berkuasa dan lainnya, tauhid Uluhiah ertinya menyembah-Nya dan taat kepada-Nya. Maka dengan skema ini, mereka boleh berkata Abu Jahal itu ahli tauhid dan ikhlas tauhidnya lebih daripada orang yang mengucap ‘Lailahailallah’.

Dengan skema ini juga mereka mengkafirkan orang yang berdoa meminta keberkatan di makam salihin dan anbia dan bertawassul dengan mereka. Ini pula satu tajuk yang tersendiri huraiannya.

Mengenai nabi, Ahli Sunnah mengajarkan, anbia ada sifat maksum (tidak berdosa), apa lagi Nabi Muhammad SAW dan mereka mempunyai sifat benar, amanah, menyampai kebenaran, dan bijaksana; mereka manusia yang makan dan minum serta berkahwin, tetapi mereka sempurna kerana itu diturunkan wahyu kepada mereka oleh Tuhan.
Ini diikuti dengan iman mengenai malaikat, akhirat (termasuk nikmat dan azab kubur), dan qada dan qadar yang menentukan segalanya ialah Allah, manusia diperintah berusaha dan berikhtiar dalam perkara yang baik dan mengelak daripada perkara yang jahat.

Ahli Sunnah mengajarkan kewajipan mengucap syahadah dengan yakin ertinya, menjalankan sembahyang lima waktu, melakukan puasa, menunaikan zakat dan menunaikan haji bagi mereka yang berkemampuan.
Ia mengajarkan kewajipan menunaikan nazar dan sumpah. Ia mengajarkan membaca al-Quran, lebih-lebih lagi dengan mengerti ertinya, melakukan zikir mengingati Allah dan berdoa kepada-Nya. Ia mengajarkan manusia bersangka baik terhadap Allah SWT dan jangan bersangka buruk terhadapnya.

Ahli Sunnah mengajarkan bahawa dosa besar ialah sihir, mencuri, berzina, berjudi, membuat sumpah palsu, memakan rasuah, memakan riba, yang terbesar ialah syirik yang berupa dosa yang tidak terampun, melainkan sebelum mati orang yang berkenaan bertaubat dan kembali kepada tauhid. Seseorang yang beriman tidak menjadi kafir dengan melakukan dosa bagaimana besar sekalipun, ia menjadi kafir hanya kerana kufur iktikad, kata-kata atau perbuatannya seperti ia menyembah berhala, kecuali ia dipaksa seperti diancam bunuh.

Orang Wahabi boleh menghukum orang kafir kerana dosa, bahkan kerana bertawassul di kubur nabi dan yang sepertinya.
Ahli Sunnah mengajarkan bahawa amalan orang hidup sampai kepada orang mati, baik dalam rupa bacaan seperti bacaan al-Quran, bertasbih, berdoa, bersedekah, dan amalan lain asalkan diniatkan untuk orang yang mati itu; kalau anak jika tidak diniatkan pun amalan itu sampai kepada kedua-dua ibu bapanya kerana ia lahir kerana mereka. Fahaman Wahabi mengatakan amalan orang hidup tidak sampai kepada orang mati.
Ahli Sunnah Wal-Jamaah mengajarkan Muslimin wajib taat kepada ulil-amri mereka, tidak boleh derhaka atau keluar menentang mereka, melainkan mereka itu kafir. Orang Wahabi tidak sedemikian sebab itu mereka menentang dan memberontak menentang Sultan Othmaniah dan wakilnya, tetapi mereka berbaik dengan British dan Perancis seperti yang jelas dalam sejarahnya. Ahli Sunnah mewajibkan memberi nasihat yang baik dan ikhlas kepada ulil-amri bukan memberontak. Tidak ada teori memberontak dalam Ahli Sunnah.

Dalam Ahli Sunnah, ulamanya mengajarkan bidaah ada yang baik dan ada yang buruk, tetapi Wahabi mengajarkan semua bidaah tidak dibolehkan; talkin, berwirid ramai-ramai selepas sembahyang, qunut subuh, tahlil arwah, majlis Maulud Nabi dan membaca Yassin pada malam Jumaat.

Banyak lagi perbezaan antara fahaman Wahabi dan Ahli Sunnah jika mahu diperkatakan. Hakikatnya kita melihat fahaman Wahabi berlainan daripada pegangan dan amalan Ahli Sunnah dan kita tidak boleh membiarkan orang Islam di negara ini terpengaruh dengannya kerana banyak implikasi negatifnya. Berwaspadalah. Wallahualam.

- Tulisan Dr. Muhammad Uthman El-Muhammady

Oct 19, 2009

MAULID NABI

Ulasan mengenai sambutan maulidur rasul dikalangan Ahli Sunnah Waljamaah oleh Syeikh Nuruddin Al-Banjari. Ulasan untuk khutbah Tuan Guru Nik Aziz Nik Mat



KHUTBAH NIK AZIZ

Perhatikanlah betul2 apa yg dikatakan oleh Nik Aziz.Dia telah menyamakan Rasulullah SAW sebagai "BUDAK KAMPUNG". Sanggupkah anda mengatakan junjungan kita Nabi SAW sebagai budak kampung yg tidak ada kaitan dengan kita. Sedangkan tanda-tanda kenabian telah kelihatan sejak kelahiran Nabi SAW. Wahai sahabatku sekalian, fikirkanlah apa yg saya kongsikan ini, masing-masing pasti dapat menilai pandangan mana yg lebih kuat hujahnya.Semoga kita semua mendapat syafaat dari Rasulullah SAW, insyaAllahu Taala,Amin ya Rabb..




ULASAN SYEIKH NURUDDIN 1





ULASAN SYEIKH NURUDDIN 2

WAKTU AFDHAL UNTUK BERDOA

1)Mendahulukan amal soleh sebelum berdoa
2)Ketika sujud
3)Ketika azan dan iqamat dan antara keduanya
4)Pada akhir daripada malam hari
5)Malam jumaat dan harinya
6)2 malam hari raya(idul fitri&idul adha)
7)Bulan ramadhan dan malam lailatul qadar
8)Malam nisfu syaaban
9)Awal malam daripada bulan rejab
10)Ketika melihat Baitullah
11)Ketika turun hujan
12)Tatkala datang kesusahan
13)Ketika berbaris di saf perang fi sabilillah
14)Selepas sembahyang 5 waktu
15)Selepas membaca Al-Quran
16)Pada waktu berkhatam Al-Quran
17)Ketika minum air zam-zam
18)Ketika berkokok ayam
19)Ketika berhimpun muslimin
20)Ketika majlis zikir

CINTA DUNIA

Cinta dunia adalah pangkal kepada segala kesalahan dan merupakan sebab dari setiap fitnah. Apabila cinta dunia itu menguasai hati setiap hamba, ia akan merusak hati itu dan menjadikannya hancur lebur. Kerana mencintainya merpakan pangkal kesalahan, membencinya merupakan pangkal ketaatandan kebaikan. Maka janfan sampai kesibukanmu didunia menjauhkanmu dari Tuhan.

Maka wajib bagi seorang hamba untuk zuhud didunia dengan cara tidak terlalu bergembira terhadap apa yang telah ia capai dan tidak susah terhadap sesuatu yang tidak ia dapatkan. Sepertimana hadis Nabi SAW :

"Barangsiapa cinta dunianya,ia akan memudharatkan akhiratnya, Dan barangsiapa cinta akhiratya, ia akan mengorbankan dunianya, maka lebih utamalah seuatu yang kekal daripada sesuatu yang rosak" (HR AHMAD dalam AL-MUSNAD)

"Barangsiapa yang niatnya adalah akhirat,maka Allah akan mengumpulkan segala keperluannya, dan dijadikanNya ia kaya hatinya, dunia akan mendatanginya secara hina. Dan barangsiapa yang niatnya adalah dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusannya, dan akan menjadikan kefakiran didepan atanya, dan Dia tidak akan memberikan dunia kepadanya kecuali apa yang telah Allah tetapkan baginya"(HR IBNU MAJAH DAN TIRMIZI)

Ali R.A berkata "Hanya dua hal yang aku takutkan pada kalian semua ; panjang angan-angan dan menuruti hawa nafsu. Kerana panjang angan-angan akan melupakan akhirat dan menuruti hawa nafsu akan memalingkan seseorang dari kebenaran. Dunia jalan mundur, sedangkan akhirat berjalan kedepan, masing-masing adalah hamba, maka jadilah hamba akhirat dan janganlah kamu menjadi hamba dunia kerana hari ini hanyalah beramal dan tidak ada hisab, sedangkan hari esok ada hisab dan tiada amal lagi.

to be continue......

Oct 14, 2009

Detik Kewafatan Rasulullah SAW


DETIK KEWAFATAN RASULULLAH 1


DETIK KEWAFATAN RASULULLAH 2


DETIK KEWAFATAN RASULULLAH 3


DETIK KEWAFATAN RASULULLAH 4


DETIK KEWAFATAN RASULULLAH 5

Oct 2, 2009

TAUBAT

Bismillaahirrahmaanirrahim…

Taubat ialah pijakan pertama bagi setiap tingkatan spiritual dan maqam. Taubat ibarat bumi tempat mendirikan sebuah bangunan. Maka barangsiapa tidak punya tanah, ia tidak punya hal dan maqam. Sebagaimana orang yang tidak punya tanah dan kerana itu juga dia tidak punya bangunan.

TauBat nasuha ialah bertaubat zahir dan batin dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Banyak dalil-dalil untuk perkara taubat ini,antaranya ialah :

"Sesungguhnya Allah membentangkan kasihNya pada maam hari, agar pelaku dosa pada siang harinya bertaubat. Dan dia membentangkan kasihNYA pada siang hari agar orang yang berbuat salah pada malam harinya bertaubat. Demikianlah hukumNya hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya" (HR MUSLIM DAN NASAI)

"Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hambanya selama ia belum sakaratulmaut” (HR AHMAD DAN TIRMIZI)

“Andaikata kalian berbuat dosa-dosa sampai mencapai langit, kemudian kalian menyesalinya, nescaya Dia akan mengampuni kalian” (HR IBNU MAJAH)

Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali berkata bahawa “Barangsiapa abai untuk menyegerakan taubat dengan menundanya, maka ia akan berada diantara dua jurang kekhawatiran yang sangat bahaya. Yang pertama ialah kegelapan-kegelapan maksiat yang akan bertompok dihati sehingga ia akan menjadi kotor berkarat dan tidak mudah hilang. Yang kedua ia akan didahului oleh sakit atau mati, sehingga ia tidak punya peluang untuk bertaubat lagi.”

Salah seorang sahabat pernah berkata bahawa “ Sesungguhnya kebanyakkan teriakan penduduk neraka lahir kerana menunda-nunda taubat.”

“Tidak ada suatupun yang lebih disenangi oleh Allah SWT daripada dua titisan iaitu titisan air mata kerana takut kepada Allah dan titisan darah yang mengalir di Jalan Allah”(HR TIRMIZI)

Ingatlah, telah tiba saatnya untuk melepaskan hawa nafsu, wahai orang-orang yang papa. Ingatlah, tiba saatnya kamu kembali menuju pintu Tuhanmu. Adakah kamu telah melupakan apa yang telah Dia berikan dan anugerahkan kepadamu. Tidakkah Dia telah menciptakan dan menyempurnakan penciptaanmu?. Tidakkah Dia telah meganugerahkan hati kepadamu?. Tidakkah kamu makan rezeki yang diberikanNya?. Tidakkah Dia telah memberikan kamu Iman dan menunjukkan kamu kepada Islam.

Lalu apa balasan kamu kepadanya?. Kamu balas semua itu dengan kelalaian, tenggelam dalam memenuhi hawa nafsumu. Walaupun engkau telah jauh daripada Tuhanmu, jika kamu kembali kepadaNya, Dia pasti akan menerima dan meredhaimu.

“Wahai anak Adam, selama engkau berdoa dan memohon kepadaKu, Aku akan mengampuni dan menghilangkan bebanmu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, andaikata dosamu mencapai awan dilangit, kemudian engkau memohon ampun kepadaKu. Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, andaikata engkau mendatangiku dengan kesalahan sebanyak kulit bumi, kemudian engkau menemuiKu, dengan tidak menyekutukanKu dengan sesuatupun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan sekulit bumi keampunan” (HR TIRMIZI dan dia menyatakannya hadis hasan)

Diceritakan dari Sahabat Nabi SAW bahawa Allah SWT berfirman :

“Wahai hambaKu, apabila engkau telah bertaubat dan kemudian merosakkannya, maka janganlah kamu malu untuk kembali kepadaKu untuk kedua kalinya. Apabila kamu merosakkan yang kedua kalinya, maka jangan sampai rasa malumu mencegahmu untuk kembali kepadaku pada kali yang ketiga. Apabila kamu merosakkan yang ketiga kali, maka kembalilah kepada Kamu pada kali yang keempat, Kerana Aku Maha Pemurah, tidak pernah Bakhil (kikir). Aku Maha Sabar, tidak pernah terburu-buru. Aku yang menutupi maksiat dan menerima orang-orang yang bertaubat. Aku mengampuni orang yang bersalah. Aku penyayang terhadap orang-orang yang menyesal dan Aku adalah Maha Pengasih. Siapakah yang bersandar pada pintu Kami lalu Kami menolaknya?. Siapakah yang bersandar pada perlindungan Kami lalu Kami mengusirnya?. Siapakah yang bertaubat kepada Kami lalu Kami tidak menerimanya?. Siapakah yang memohon ampun dari dosanya lalu Kami tidak mengampuninya?. Akulah yang mengampuni dosa-dosa dan menutupi aib-aib. Aku menolong orang yang susah. Wahai hambaKu, berdirilah dipintuKu, aku akan mencatatmu sebagai kekasihKu”

Apabila badan telah sakit,maka sia-sialah makan. Dan apabila hati telah buta kerana mencintai dunia,maka sia-sialah peringatan. Apabila hati telah keras,tidak bergunalah peringatan. Seperti tanah yang mati,hujan tidak berguna baginya. Sepertimana tidak berguna istighfar jika hati main-main,lalai,buta dan menghitam kerana banyaknya dosa dan lalai dari bertaubat.

TANDA DITERIMA TAUBAT

1) Dia hati-hati dengan urusan lidahnya sehingga mencegahnya dari dusta dan perbicaraan yang tiada ertinya. Dia malah menjadikannya sibuk dengan menyebut ALLAH dan membaca Al-Quran.

2) Dia ati-hati dalam urusan perutnya sehingga tidak masuk kedalam perutnya kecuali barang halal sekalipun sedikit.

3) Dia hati-hati dengan urusan matanya sehingga dia tidak melihat yang haram, tidak menatap dunia dengan pandangan kecintaan. Pandangannya hanya sebatas ibrah(mengambil pelajaran).

4) Dia hati-hati dalam urusan tangannya sehingga dia tidak menggunakannya untuk yang haram. Ia hanya menggunakannya untuk ketaatan.

5) Dia hati-hati dalam urusan kedua kakinya sehingga dia tidak melangkah dengan keduanya dalam maksiat kepada Allah. Ia hanya menggunakannya untuk taat kepada ALLLAH SWT.

6) Dia hati-hati dalam urusan hatinya sehingga dia tidak mengeluarkan dari dalamnya rasa permusuhan,kebencian dan dengki kepada saudara semuslim. Dia mesti mahu menerima nasehat dan juga dia belas kasihan sesama muslim.

7) Dia hati-hati dalam urusan telinganya sehngga dia tidak mendengarkan kecuali yang hak.

8) Dia hati-hati dalam urusan ketaatan sehingga dia menjadikannya muri untuk keridhaan ALLAH SWT, dan dia menjauhi riya dan nifak(munafik.

Wallahu A'alam

Dari kitab Tanwirul Qulub li Mu'amalati 'Allam al Ghuyub bagi Syeikh Muhammad Amin Al-Kurdi.

Sep 30, 2009

RAHSIA NUR

NUR

Menurut pembahagian, nur itu terbahagi kepada dua iaitu :

1. Nur Lahir (Hissi) iaitu cahaya yang menolong kita melihat sesuatu dengan mata kepala kita sendiri seperti cahaya matahari yang member kita cahaya terang dikala siang.

2. Nur Batin(Ma’nawi) iaitu cahaya yang menolong kita melihat dengan mata hati terhadap sesuatu yang ghaib atau memahami sesuatu hakikat atau pengertian. Nur batin itu terbahagi kepada 8 jenis, iaitu :

a) Nur Al-Iman : Cahaya Keimanan iaitu cahaya sejati yang dapat menembusi segala kegelapan dimana akan ternyata keagungan dan keesaan Allah menyinari hati insane.

b) Nur Al-Qalb : Cahaya Hati iaitu cahaya yang wujud dengan sempurna dengan memperoleh sinaran cahaya dari Nur Al-Iman.

c) Nur Ar-Ruh : Cahaya Ruh(jiwa) iaitu cahaya yang diperoleh dengan sebab kepatuhan yang sungguh-sungguh kepada Allah dan menyucikan peribadi daripada perlakuan liar dan adat resam yang merugikan sehingga ruhnya dapat berhubung dengan Alam Malaikat.

d) Nur An-Nafs : Cahaya Peribadi yang wujud dengan sempurna berikutan dengan memperoleh sinaran daripada Nur Ar-Ruh

e) Nur As-Sirr : Cahaya Rahsia yang diperoleh dengan mengenal Allah dengan sebenar-benar pengenalan yang diikuti dengan hubungan kepada Maha Pencipta tanpa selain-Nya sehingga dapat menyaksikan kebesaran Ilahi di Alam Malakut dan Alam Mulk dan Syahadah.

f) Nur Al-Aql : Cahaya Akal yang wujud dengan sempurna dengan memperoleh sinaran cahaya daripada Nur As-Sirr.

g) Nur Al-Quran : Cahaya Al-Quran yang merupakan Nur Allah SWT yang berhubung rapat dengan zatNya yang Maha Tinggi. Hakikat nur ini adalah diserahkan kepada Allah. Cuma diketahui bahawa nur inilah yang menimbulkan Nur As-Sirr dan Nur yang lain-lainnya.

h) Nur Al-Kaysf : Cahaya Singkapan iaitu Nur Al-Quran yang merupakan nur yang paling tinggi dan member kesan istimewa. Nur ini dapat menggilap cermin hati para insane dengan membaca ayat-ayat suci, zikrullah, juga dengan memakan makanan yang halal, berlaku ikhlas, berpuasa meninggalkan sesuatu yang memesongkan, sentiasa membersihkan diri dan peribadi dengan mengekalkan wudhu dan menjaga segala waktu untuk ketaatan dan berbakti kepada Allah SWT.

Menurut golongan sufi bahawa nur ini memungkinkan mengangkat pandangan kepada Arasy dan Kursi dan menyaksikan segala nur-nur yang indah sehingga terbuka segala rahsia-rahsia alam dan bermacam-macam rupa alam ghaib.

TAAWUDZ DARI JIBRAIL AS

TAAWUDZ DARI JIBRAIL AS

Diambil dari Kitab Kifayatul Muhtaj bagi Syeikh Daud ibnu Muhammad Al-Fathani. Dan dari Kitab Qisshatul Mi’raj bagi Syeikh Najmuddin.

Dan antara Nabi SAW berjalan ketika Peristiwa Isra’ & Mikraj, melihat Nabi SAW akan Ifrit daripada Jin dengan membawa obor api mengejar dibelakang nabi. Maka berkata Jibrail AS, hendakkah tuan hamba, hamba ajarkan beberapa kalimat apabila membaca akan dia, nescaya akan padam obor api tersebut dan jatuh tersembah muka ifrit itu ke bumi. Maka bersabda Nabi SAW, ajarkanlah. Maka berkata akan Jibrail AS, ucaplah olehmu dengan :



Setelah selesai Nabi SAW membacakan kalimat diatas, maka jatuh tersungkurlah jin Ifrit tersebut dengan obornya sekali...SUBHANALLAH...

Kalimat ini sesuai diamalkan untuk pendinding diri, juga dapat menghilangkan rasa takut didalam hati..INSYAALLAHU TAALA...

AYAT 20

IJAZAH AM AYAT 20 DARI KIYAI ISMAIL,Bukit Naning,Muar

Dari Kitab Tanbighul Ghafilin bagi Abu Laits As-Samarqandi. Di muka surat terakhir kitab tersebut.

Ini satu pemindahan dari bab amalan Doa dan beberapa tasbih. Daripada Hasan bin Ali R.A. Sesungguhnya Hasan bin Ali menjamin bagi siapa yang membaca 20 ayat ini, akan terselamat daripada kejahatan Syaitan yang Jahat dan Sultan yang Zalim dan Pencuri yang melampau dan Binatang buas yang memberi mudharat. Bahawa tidak akan memberi mudharat barang tersebut. Inilah ayatnya :

1. Ayatul Kursi
2. Surah Al-A’raf (54-56)
3. Surah As-Shoffat (1-10)
4. Surah Ar-Rahman (33-35)
5. Surah Al-Hasyr (22-24)

Diamalkan sesudah sembahyang Subuh dan Maghrib 1 kali dan ketika hendak keluar rumah kerana ada sesuatu urusan.

INSYAALLAHU TAALA….

Sebarkan kepada saudara-saudara muslim yang lain. Telah mendapat ijazah AM dari pak Kiyai untuk disebarkan...


Sep 25, 2009

TOK PULAI CHONDONG

Masjid Tok Pulai Chondong


Tok Pulai Chondong ialah Haji Abdus Shamad bin Haji Abdullah bin Haji Hasyim, Pulai Chondong al-Kalantani (selanjutnya disingkatkan Tok Pulai Chondong saja). Lahir semasa pemerintah Long Yunus (1762-1794) iaitu pada tahun 1207 H/1792 M.

Beliau ialah saudara dua pupu Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Mengenai tulisan saya (pada tahun 1980) yang belum sempat saya bahas, tiba-tiba Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof memberikan maklumat yang lebih lengkap (pada tahun 2006) bahawa Haji Hasyim (datuknya) berasal daripada keturunan Sultan Ahmad Minangkabau, Sumatera, yang berhijrah ke Patani pada abad ke-18. Saya tidak bermaksud membantah tentang cerita ini, cuma saya masih meragukan perkataan ‘Sultan Ahmad Minangkabau’. Kemungkinan sebenarnya ialah Sutan Ahmad Minangkabau. Perkataan ‘Sultan’ dengan ‘Sutan’ mengandungi pengertian yang berbeza. Istilah ‘Sutan’ banyak digunakan pada pangkal nama orang-orang yang berasal dari Minangkabau walaupun mereka tidak memerintah dalam kerajaan.

Yang saya bicarakan pada perenggan ini adalah dipetik dan diringkaskan daripada tulisan Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof. “Setelah belajar di Patani beliau menjadi ulama, digelar orang ‘Tok Saraf’ kerana pakar dalam ilmu tersebut. Imam Hasyim mempunyai tiga anak iaitu Faqih Haji Abdullah, Faqih Ali dan Faqih Deramat. Faqih Haji Abdullah ialah ayah Tok Pulai Chondong. Akhirnya imam Hasyim, anaknya Faqih Haji Abdullah dan Wan Mek pindah ke Kelantan. Selepas imam Hasyim dan keluarganya sampai di Kelantan, mereka membuka perkampungan yang dinamakan Kampung Bukit.

“Imam Hasyim meninggal dunia di Kampung Bukit itu, selanjutnya anak beliau Faqih Haji Abdullah dilantik menjadi imam di situ. Faqih Haji Abdullah apabila meninggal dunia dikebumikan di Kampung Pisang, Perol, Kota Bharu....” Demikianlah diringkaskan daripada kertas kerja Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof.

PENDIDIKAN

Tok Pulai Chondong setelah belajar daripada ayah dan datuknya sendiri menurut pengajian sistem tradisional Patani. Beliau juga pernah belajar di Pondok Pauh Bok, Patani daripada Syeikh Abdur Rahman bin Abdul Mubin al-Fathani. Selanjutnya pergi ke Mekah pada tahun 1223 H/1808 M. Di sana beliau belajar kepada Tuan Guru Haji Adam. Riwayat yang sahih ramai orang menceritakan bahawa Tok Pulai Chondong ialah murid Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani.

Baik masih berada di Pondok Pauh Bok, mahupun setelah di Mekah, beliau bersahabat dengan beberapa orang antaranya ialah Syeikh Wan Hasan bin Wan Ishaq al-Fathani (yang kemudian dikenali dengan nama Tuan Hasan Besut). Juga saudaranya Syeikh Wan Ali bin Wan Ishaq al-Fathani. Sewaktu belajar di Mekah, Tok Pulai Chondong juga bersahabat dengan Syeikh Abdul Malik bin Isa Terengganu, Syeikh Wan Musa dan ramai lagi.

Setelah menetap beberapa tahun di Mekah, Tok Pulai Chondong pulang ke Kelantan. Seterusnya Tok Pulai Chondong menyebarkan pengetahuannya dalam tiga cabang pengetahuan iaitu usuluddin, fiqh dan tasawuf. Tidak berapa lama di Kelantan Tok Pulai Chondong berangkat pula ke Mekah dalam tahun 1256 H/1840 M melanjutkan pelajarannya kerana dirasakan bahawa beliau masih perlu belajar lagi, bukan mengajar. Padahal dalam penilaian beberapa orang ulama, Tok Pulai Chondong yang dalam bidang tasawuf sebenarnya memang layak mengajar bukan belajar.

Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof menulis bahawa pada tahun tersebut Tok Pulai Chondong pergi ke Mesir menziarahi makam Imam Syafie bersama sahabatnya, Tuan Hasan Besut. Kisah ini merupakan maklumat baru, dan sekali gus menggambarkan persahabatan yang sangat rapat antara Tok Pulai Chondong dengan Tuan Hasan Besut yang terkenal itu.

Masih dalam konteks ini, Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof juga menulis, “ada pendapat lain yang menyatakan bahawa Tok Pulai Chondong telah pergi ke Mekah buat kali kedua pada tahun 1278 H/1861 M bersama anaknya Muhammad Arsyad yang berusia 13 tahun. Pada kali inilah beliau telah mengambil peluang menziarahi kubur Imam Syafie.”

AKTIVITI

Makin bertambah banyak pengetahuannya di bidang tasawuf makin bertambah kuatlah Tok Pulai Chondong beramal. Sebenarnya memang sejak kecil Tok Pulai Chondong ialah seorang yang memang mempunyai ciri-ciri khusus tentang amalan itu. Pada masa tuanya beliau terkenal sebagai seorang sufi yang warak, banyak membaca pelbagai wirid dan zikir. Zikir jihar dan zikir sirr semuanya beliau kerjakan dengan tekun sepanjang siang dan malam.

Doa yang paling sering diamalkannya ialah Hizb al-Bahri yang sanadnya bersambung dengan pengamalnya yang mula-mula iaitu Wali Allah Saiyidi Syeikh Abi Hasan asy-Syazili. Hizb al-Bahri telah beliau ijazahkan kepada beberapa muridnya di Mekah.

Antaranya ialah orang Arab bernama Syeikh Ahmad bin As'ad ad-Dihan. Syeikh Ahmad ad-Dihan mengijazahkan pula kepada Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-Kalantani. Syeikh Wan Ali bin Abdur Rahman Kutan al-Kalantani menulis doa tersebut dalam sebuah kitab yang diberi judul Lum'ah al-Aurad. Daripada sini ia tersebar dan banyaklah orang mengamalkan Hizb al-Bahri melalui penerimaan ijazah daripada seorang guru ke seorang guru hinggalah ke hari ini.

Aktiviti Tok Pulai Chondong yang diserlahkan oleh Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof dalam kertas kerjanya antara lain termasuk menjadi pelopor kepada pembangunan Kampung Pulai Chondong apabila beliau membuka penempatan baru yang tidak berjauhan dari Kampung Bukit, iaitu Kampung Bilal Talib.

Tok Pulai Chondong mendirikan sebuah surau yang akhirnya menjadi sebuah tempat pengajian sistem pondok. Mereka yang belajar ilmu di situ datang dari pelbagai pelosok nusantara seperti Kampar, Sumatera, Kemboja, Patani, Terengganu, negeri-negeri lain di Semenanjung Tanah Melayu sendiri dan lain-lain. Pondok Tok Pulai Chondong telah didirikan oleh Tok Pulai Chondong pada tahun 1820.

Berdasarkan tahun berdirinya pondok itu, maka para sejarawan Malaysia berkesimpulan bahawa Pondok Pulai Chondong merupakan pondok terawal di Kelantan.

Setelah Tok Pulai Chondong dilantik menjadi imam di Kampung Bukit dan berhasil membuka Kampung Bilal Talib, Tok Pulai Chondong membina pula masjid. Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof menulis bahawa “kebetulan di pinggir kampung tersebut terdapat sebuah pokok Pulai yang besar lagi condong maka Tok Pulai Chondong mengambil sempena keadaan pokok itu lalu menamakan perkampungan tersebut dan kawasan sekitarnya sebagai Kampung Pulai Chondong.

Walau bagaimanapun, masjid yang dibina tersebut telah terbakar pada 1820 M dan ia kemudian dipindahkan ke Kampung Surau iaitu tempat terletaknya masjid itu pada masa sekarang. Pada tahun 1856, masjid tersebut sekali lagi terbakar dan dengan kerjasama anak-anak mukim tempatan, Tok Pulai Chondong mendirikan sebuah masjid lain di tepi Sungai Pulai Chondong yang terletak tidak jauh dari tempat terbakarnya masjid tersebut.

Masjid yang baru didirikan ini kemudiannya dilengkapkan dengan mimbar, gendang dan menara. Sehingga kini menara Masjid Pulai Chondong masih lagi merupakan objek kemegahan tempatan yang dibina oleh Tok Pulai Chondong pada 1856.

Tok Pulai Chondong juga dilantik oleh Sultan Muhammad II sebagai guru di istana untuk mengajar Raja Perempuan tentang agama Islam. Sumbangan Tok Pulai Chondong yang dapat dilihat selain mengasaskan institusi pendidikan dan pengembangan syiar Islam ialah beliau juga berjaya mengubah corak kehidupan masyarakat Kelantan ketika itu yang masih jahil sehingga menjadi masyarakat yang berilmu dan patuh terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.

KETURUNAN

Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof juga mendokumentasikan bahawa Tok Pulai Chondong mempunyai tiga orang adik-beradik. Mereka ialah Halimah, Abd. Rahman dan Tok Pulai Chondong sendiri. Halimah iaitu yang sulung kahwin dengan orang Kubang Kiat, Kota Bharu dan selepas itu menetap di Labok yang terletak kira-kira 7 kilometer dari Pulai Chondong.

Di antara tiga adik beradik itu hanya Tok Pulai Chondong yang mewarisi jejak langkah ayah dan datuknya sebagai ulama. Diriwayatkan bahawa Tok Pulai Chondong mempunyai empat orang isteri. Nama-nama mereka ialah Mek Mendusa, Bi'ah, Thamani dan Zaleha. Tok Pulai Chondong dikurniakan 16 anak. Empat daripadanya meninggal dunia ketika masih kecil manakala 12 anak
Tok Pulai Chondong terdiri daripada sembilan lelaki dan tiga perempuan iaitu:

1. Haji Abdul Hamid

2. Haji Abdul Syukur

3. Haji Abdul Aziz

4. Haji Umar

5. Haji Muhammad Said

6. Haji Taib

7. Hajah Siti Mariam

8. Haji Muhammad Arsyad

9. Haji Abdullah

10. Haji Muhammad

11. Hajah Zainab

12. Hajah Ummu Maimunah

Wan Kamal Mujani dan Zuharyati Yusof mencatatkan pula bahawa hasil perkahwinan Tok Pulai Chondong dengan Thamani memperoleh empat anak iaitu Haji Taib, Haji Abdul Syukur, Haji Muhammad Arsyad dan Haji Abdul Aziz. Anak-anak Tok Pulai Chondong yang lain tidak dapat diketahui daripada isteri-isteri beliau yang mana.

Oleh: ALMARHOUM SYEIKH WAN MOHD. SHAGHIR ABDULLAH R.A

Aug 24, 2009

HAJI ABU BAKAR AL-MUARI

Haji Abu Bakar Al-Muari


NAMA lengkapnya ialah Haji Abu Bakar bin Haji Hasan al-Muari bin Haji Ahmad bin Anggak bin Datuk Sijo Bukit Moh, Muar Bandar Maharani, Johor. Beliau dilahirkan pada tahun 1292 Hijrah/1875 Masihi, dan meninggal pada tahun 1357 Hijrah/1938 Masihi. Selama 34 tahun beliau berada di Mekah untuk menuntut ilmu, iaitu ketika usianya enam tahun (1881 M/1299 H.) dan pulang ke tanah air pada tahun 1915 Masihi.

GURU GURU NYA

Semua ulama yang telah disebut dalam riwayat Syeikh Abdullah Fahim dan Abdul Lathif Melaka, adalah juga guru kepada Abu Bakar. Ulama yang paling rapat dengannya ialah Syeikh Ahmad bin Muhammad Yunus Lingga. Kepada ulama yang berasal dari Lingga, Riau itu beliau mendalami hadis Bukhari. Sementara Ilmu Qiraat dipelajarinya dan menerima ijazah daripada Syeikh Abdullah bin Qasim as-Sanquri, iaitu ulama yang berasal dari dunia Melayu yang menjadi ketua qiraat tujuh di Hijaz pada zaman itu. Seperti Abdullah Fahim, beliau juga mendalami Ilmu Falak dan menerima ijazah daripada Syeikh Muhammad Nur al-Fathani. Selain itu ada dua orang ulama, gurunya yang banyak disebut dalam tulisannya, iaitu Syeikh Muhammad Mukhtar bin Atharid Bogor dan Syeikh Umar bin Abdur Rasyid as-Sumbawi.

AKTIVITI

Abu Bakar al-Muari adalah Qadi Muar dan pernah menjadi Mufti Johor, selama seminggu sahaja. Bersama-sama Abdullah bin Isa, Syed Abdul Qadir bin Muhammad, Abdus Syukur bin Ismail, Yusuf bin Muhammad, Syed Muhammad bin Othman bin Yahya, Haji Muhammad Yunus bin Haji Ibrahim dan Haji Abu Bakar bin Haji Hasan, mereka menggubal `Undang-Undang Jam`iyah Percadangan' (Bandar Maharani Muar, Mac 1925, dicetak oleh Mathba'ah al-Khairiyah Muar 1925).Abu Bakar al-Muari adalah pengasas Madrasah Al-Arabiyah Al-Khairiah di Muar. Beliau bukan hanya mendirikan madrasah, tetapi keterlibatannya di Bandar Muar meliputi keseluruhan aspek pembangunan di Muar, terutama sekali yang melibatkan urusan keIslaman.

MURID MURID NYA

Murid-muridnya sangat ramai, bukan hanya murid di madrasah tetapi termasuk murid-murid yang menadah kitab di masjid, surau dan di rumahnya, sehingga beliau dikenali dengan nama `Haji Abu Bakar Alim'. Di antara tokoh yang pernah mendapat pendidikan di Madrasah Al-Arabiyah Al-Khairiah ialah saudara sepupu beliau yang bernama Tan Sri Mohamed Noah. Setelah Mohamed Noah menerima pendidikan di madrasah tersebut, Abu Bakar lalu menghantarnya belajar ke Timur Tengah. Mohamed Noah adalah ayah mertua kepada allahyarham Tun Abdul Razak (Perdana Menteri Malaysia yang kedua). Murid Abu Bakar yang lain ialah Ustaz Muhammad Yasin. Beliaulah yang meneruskan perjuangan pendidikan madrasah yang diasaskan oleh gurunya itu. Muhammad Yasin adalah ayah kepada Tan Sri Muhyiddin Yasin (sekarang Menteri Pertanian Malaysia).Murid Abu Bakar yang lain ialah Datuk Haji Mohd. Noor. Di antara anak beliau ialah Datuk Haji Juma'at, bekas Ketua Pengarah Dewan Bahasa dan Pustaka, (sekarang Bendahari) Persatuan Sejarah Malaysia. Menurut keterangan Mohammad, anak kepada Abu Bakar Muar, kedua-dua tokoh di atas sangat memuji dan mengenang jasa orang tuanya (Abu Bakar). Mohamed Noah pernah berkata, ``Kalaulah aku tidak dididik oleh sepupuku, Abu Bakar, tiadalah aku dapat ke Timur Tengah. Barangkali aku pun hidup dalam kejahilan tiada kenal hukum-hakam Islam ... ``.Muhammad Yasin pula pernah berkata, ``Ketika aku akan belajar ilmu kemegahan dunia di Sumatera, setelah diketahui oleh Abu Bakar Alim, aku lalu dinasihatinya supaya belajar kepada beliau sahaja. Sekiranya aku melanggar nasihat beliau, mungkin aku menjadi seorang yang jahat.''

KARYA KARYA NYA

Abu Bakar al-Muari menghasilkan karangan dalam jumlah yang banyak. Ia ditulis dalam bahasa Arab dan Melayu. Oleh sebab ruangan yang disediakan sangat terbatas, semua karangannya tidak dapat disenaraikan di ruangan ini.Keterangan ringkas hanyalah sebagai berikut, bahawa beberapa karyanya merupakan polemik dengan Syeikh Tahir Jalaluddin al-Minankabawi al-Azhari. Walaupun Syeikh Tahir Jalaluddin adalah sahabatnya yang sama-sama belajar di Mekah, namun pendapat kedua-duanya adalah berbeza.

Abu Bakar merupakan benteng pertahanan Kaum Tua, sedangkan Syeikh Tahir Jalaluddin adalah pelopor pergerakan Kaum Muda. Abu Bakar juga mengarang risalah menolak pendapat Hasan Bandung. Sebuah lagi karyanya di dalam bahasa Arab juga menolak beberapa pendapat Sayid Rasyid Ridha, ulama Mesir, tokoh reformis yang sangat terkenal.

Karya-karya Abu Bakar Muar yang bercorak polemik dengan Syeikh Tahir Jalaluddin yang telah ditemui ialah Taman Persuraian, ditulis pada 6 Ramadan 1346 Hijrah/1927 Masihi di Muar, Bandar Maharani.Kandungannya menyatakan tentang sunat sembahyang ba'diyah Jumaat dan qabliyahnya. Ia membatalkan perkataan Syeikh Thahir Jalaluddin al-Minankabawi, guru Madrasah Al-Haji Taib Parit Jamil Muar yang mengatakan sembahyang qabliyah itu bidaah. Dan menyatakan sembahyang sunat Tahiyatul Masjid, rumuz-rumuz ulama fikah, tarikh Imam ar-Rafi'ie, Imam an-Nawawi dan Ibnu Hajar al-Haitami. Dicetak oleh Mathba'ah al-Khairiyah, Muar (tanpa tarikh). Dicetak dengan perbelanjaan ahli-ahli al-khair Johor, Muar, Segamat, Kota Tinggi dan Kukup. Salah satu sebab penyusunan karya ini ialah pertanyaan Haji Utsman bin Haji Muhammad Said, guru agama Bandar Maharani, 14 Syaaban 1346 Hijrah. Surat dilampirkan pada halaman awal dan setelah pada halaman akhir dilampirkan surat Haji Utsman bin Haji Muhammad Said, tarikh, Bandar Maharani, 18 Zulhijjah 1346 Hijrah yang menyambut baik kitab ini.Judul selanjutnya ialah Taufan Yang Memalui Atas Huraian Haji Thahir Al-Minankabawi. Diselesaikan 10 Rabiulawal 1351 Hijrah/1932 Masihi dalam Bandar Maharani, Muar. Cetakan yang pertama Mathba'ah al-Jamiliyah, Muar, 1351 Hijrah/1932 Masihi. Kandungannya merupakan polemik dengan Syeikh Tahir Jalaluddin al-Minankabawi, sebagai tanggapan atas karya yang berjudul Huraian Yang Membakar.

Di dalam Taman Persuraian Haji Bakar, yang dipersoalkan ialah mengenai sembahyang qabliyah Jumaat. Ia merupakan kelanjutan judul Taman Persuraian. Polemik dengan Hasan Bandung pula, Abu Bakar Muar menyusun risalah berjudul Majlis Uraian Muar-Johor. Diselesaikan 20 April 1932 Masihi dalam Bandar Maharani, Muar, Johor. Kandungannya menjawab dan membatalkan fatwa pengarang Al-Fatwa Persatuan Islam Bandung yang mengatakan babi itu najis dimakan bukan najis disentuh, dan mulut anjing pun belum tentu najisnya. Salah satu sebab disusun karangan ini atas permintaan anggota Gubahan Setia Kelab Muar yang ditandatangani oleh ketuanya, Abdus Syukur bin Ismail bertarikh 2 April 1932. Surat tersebut dicetak pada halaman 1-2.Mengenai sanggahan pendapat Sayid Rasyid Ridha selain dalam bahasa Arab, terdapat terjemahannya dalam bahasa Melayu yang diberi judul Sanggamara Dalam Perkara Menolak dan Membatalkan Perkataan Sayid Muhammad Rasyid Ridha Yang Berkata Dengan Niat Ushalli Itu Bid'ah. Sama ada yang dalam bahasa Arab atau pun yang dalam bahasa Melayu hingga kini belum ditemui.Cogan Perikatan. Diselesaikan pada 3 Zulkaedah 1346 Hijrah/1928 Masihi, dalam Muar, Bandar Maharani, Johor.

Cetakan yang pertama Mathba'ah al-Khairiyah, Muar, 15 Syawal 1346 Hijrah/1928 Masihi. Kandungan risalah ini juga merupakan polemik kerana mempertahankan pendapat golongan Mazhab Syafie daripada serangan Kaum Muda yang menolak mengucapkan lafaz `Ushalli'. Karya Abu Bakar Muar selain yang bercorak polemik, dilengkapi pula dengan pelbagai disiplin ilmu, di antaranya tentang Ilmu Falak, ditulis dalam bahasa Arab. Ia masih dalam bentuk manuskrip dan belum diberi judul, diselesaikan pada 28 Rabiuakhir 1323 Hijrah/1905 Masihi di Mekah. Kandungan ilmu falakiyah merupakan syarah nazam al-Fadhil Abil Hasan Ali bin Abi ar-Rijal al-Katib al-Qairuani. Ilmu Wafaq, juga dalam bahasa Arab. Ia masih dalam bentuk manuskrip dan belum diberi judul. Diselesaikan pada 1 Zulhijjah 1323 Hijrah/1905 Masihi di Mekah.


Tentang faraid (cara-cara membahagi pusaka) ditulis kitab berjudul Nihayatut Taqrib fi Ma'rifatil Irtsi wat Ta'shib, juga dalam bahasa Arab. Ia masih dalam bentuk manuskrip dan diselesaikan pada 28 Jamadilawal 1324 Hijrah/1906 Masihi di Mekah.Tentang kelahiran Nabi Muhammad s.a.w., disusun risalah bernama Peringatan. Diselesaikan pada 2 Rabiulawal 1338 Hijrah/1919 Masihi dalam Bandar Maharani, Muar, Johor. Kandungannya menyatakan kalimah-kalimah yang ada di dalam kitab Kisah Maulid an-Nabi bagi karangan Sayid Ja'far al-Barzanji yang harus diubah-ubahkan bacaannya, cetakan yang pertama, Mathba'ah al-Khairiyah, Bandar Maharani, Muar, 1938. Juga tentang kelahiran Nabi s.a.w. beliau susun Mastika Ajaib. Diselesaikan pada 9 Safar 1350 Hijrah/26 Jun 1931 Masihi, dalam Bandar Maharani, Muar, Johor. Kandungannya menyatakan hukum dan kelebihan membaca Maulid an-Nabi s.a.w., cetakan yang pertama Mathba'ah al-Jamiliyah, Parit Jamil, Muar, 1350 Hijrah/1931 Masihi. Sebab disusun risalah ini memenuhi pertanyaan anggota Gubahan Setia Kelab Muar.

Tentang tajwid, Abu Bakar Muar menyusun risalah Pertinjauan, Penggal Pertama. Diselesaikan pada 1 Syaaban 1342 Hijrah dalam Bandar Maharani, Muar. Cetakan yang pertama, Mathba'ah al-Khairiyah, Muar, 1342 Hijrah/1924 Masihi. Pada halaman pertama sesudah halaman kulit terdapat salinan ijazah daripada gurunya, Syeikh Abdullah bin Muhammad Qasim Senggora yang dikeluarkan pada hari Jumaat, 25 Zulhijjah 1334 Hijrah di Mekah.Hikayat Qadhi Dengan Harami, diselesaikan pada 12 Rabiulawal 1343 Hijrah dalam Bandar Maharani, Muar.

Cetakan yang pertama, Mathba'ah al-Khairiyah, Muar, 1343 Hijrah/1924 Masihi. Kandungannya merupakan sastera Islam, menceritakan kisah seorang qadi pada zaman pemerintahan Harun ar-RasyidAbu Bakar juga menyusun buku-buku pengetahuan lain, seperti buku mengenai masakan yang terkumpul dalam judul Jangka Rampaian yang terdiri daripada tiga jilid. Saya simpulkan saja bahawa Abu Bakar Muar telah melakukan penulisan sejak tahun 1323 Hijrah/1905 Masihi hingga 18 Muharam 1357 Hijrah/20 Mac 1938 Masihi. Judul terakhir karyanya ialah Jadwal Tarikh Antara Nabi Adam Dengan Nabi Muhammad s.a.w. Dan Lainnya.

Oleh WAN MOHD. SHAGHIR ABDULLAH

AHMAD KHATIB SAMBAS

Syeikh Ahmad Khatib Sambas


MURSYID THARIQAT QADIRIYAH

KESOHORAN Syeikh Ahmad Khathib Sambas di kalangan pengamal Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah, sama ada peringkat Nusantara mahu pun antarabangsa pada zamannya tidak dinafikan. Sekurang-kurangnya terdapat dua buah kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh orang Arab, menceritakan kisah ulama-ulama Mekah dan nama Syeikh Ahmad Khathib Sambas juga terdapat di dalamnya. Kitab yang pertama, Siyar wa Tarajim, karya Umar Abdul Jabbar.


Kitab kedua, Al-Mukhtashar min Kitab Nasyrin Naur waz Zahar, karya Abdullah Mirdad Abul Khair yang diringkaskan oleh Muhammad Sa'id al-'Amudi dan Ahmad Ali. Kita sangat berterima kasih kepada kedua-dua penulis Arab itu, walau bagaimanapun ketepatan data dan fakta termasuk tahun lahir dan wafatnya perlu ditinjau kembali.Nama lengkapnya ialah Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad as-Sambasi. Lahir di Kampung Dagang, Sambas. Tarikh lahirnya hanya disebut oleh Umar `Abdul Jabbar, ialah pada bulan Safar 1217 H (kira-kira bersamaan 1802 M, pen:), tidak terdapat tulisan lainnya.

Wafatnya di Mekah tetapi terdapat perbezaan pendapat mengenai tahun kewafatannya antara Umar Abdul Jabbar dengan Abdullah Mirdad Abul Khair. Abdullah Mirdad Abul Khair menyebut bahawa Syeikh Ahmad Khathib wafat tahun 1280 H (kira-kira bersamaan 1863 M, pen:), tetapi menurut Umar Abdul Jabbar, pada tahun 1289 H (kira-kira bersamaan 1872 M, pen:). Tahun wafat 1280 H yang disebut oleh Abdullah Mirdad Abul Khair sudah pasti ditolak, kerana berdasarkan sebuah manuskrip Fat-h al-'Arifin salinan Haji Muhammad Sa'id bin Hasanuddin, Imam Singapura, menyebut bahawa ``Muhammad Sa'ad bin Muhammad Thasin al-Banjari mengambil tariqat daripada gurunya, Syeikh Ahmad Khathib yang tersebut itu di dalam negeri Mekah al-Musyarrafah di dalam halwatnya, dan khatamnya pada hari Arba', yang ketujuh hari dari bulan Zulhijjah sanah 1286 Hijrah''. Jadi bererti pada 7 Zulhijah 1286 H, Syeikh Ahmad Khathib Sambas masih hidup. Oleh itu Syeikh Ahmad Khathib Sambas wafat tahun 1289 H yang disebut oleh Umar Abdul Jabbar menepati yang sebenarnya.

KEMUNCAK KEMASYHURAN

Manusia menjadi terkenal kerana berbagai-bagai sebab, Syeikh Ahmad Khathib Sambas terkenal kerana beliau sebagai Mursyid Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah. Pada zamannya, di Mekah tentang tariqat itu, Syeikh Ahmad Khathib Sambas merupakan Syeikh Mursyid yang teratas sekali. Ia bukan sahaja bagi masyarakat dunia Melayu, tetapi juga diakui oleh ulama-ulama dunia luar. Sepanjang sejarah perkembangan Tariqat Qadiriyah di dunia Melayu dari dahulu hingga sekarang memang tidak dapat dinafikan bahawa tokoh yang terbesar dan paling berkesan bagi ulama-ulama Jawi/Nusantara dalam penyebaran Tariqat Qadiriyah itu ialah Syeikh Ahmad Khathib Sambas. Nama beliau juga dikenal di Uzbekistan, kerana salah seorang murid beliau bernama Syeikh Abdul Murad, adalah seorang ulama Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah yang menerima tawajjuh kedua-dua tariqat itu daripada Syeikh Ahmad Khathib Sambas.
FAT-HUL 'ARIFIN

Fat-hul `Arifin termasuk salah satu istilah yang banyak dibicarakan di kalangan sufi. Tetapi yang dimaksudkan di sini ialah sebuah risalah atau kitab yang berasal daripada imlak Syeikh Ahmad Khathib Sambas. Imlak tersebut ditulis oleh beberapa orang muridnya, dan yang sempat diterbitkan hanyalah versi catatan Syeikh Muhammad bin Ismail bin Abdur Rahim al-Bali. Manuskrip Fat-hul `Arifin yang dinisbahkan kepada Syeikh Ahmad Khathib Sambas, yang ada pada penulis ialah: 1. Judul Silsilah Tariqat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah yang dicatat oleh Abdul Hakim ibnu Marhum Lebai Abdul Kari Sambas, Kampung Asam.

Naskhah ini merupakan satu-satunya yang ditulis oleh orang yang berasal dari Sambas sendiri. 2. Manuskrip tanpa judul, hanya dinyatakan ``Talkin, zikir dan bai'ah tariqat yang diijazahkan oleh guru kita Maulana asy-Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Ghaffar Sambas yang di dalam negeri Mekah al-Musyarrafah kepada sekalian muridnya''. Pada manuskrip ini dimulai nama pencatatnya bernama Haji Muhammad Sa'id bin Hasanuddin, Imam Singapura, bahawa beliau ``... mengambil talkin, dan bai'ah, dan tawajjuh, serta ijazah daripada gurunya Sayid Muhammad bin Ali al-'Aidrus. Dia mengambil daripada Sayid Ja'afar bin Muhammad as-Saqaf Pontianak, mengambil daripada Muhammad Sa'ad bin Muhammad Thasin al-Banjari mengambil daripada Syeikh Ahmad Khathib... ``

Manuskrip ini ditulis tahun 1286 H dan selanjutnya disalin oleh Sayid Ahmad bin Ismail al-'Aidrus pada hari Khamis, 4 Zulhijah 1293 H/21 Disember 1876 M, diperoleh di Pontianak pada 8 Syawal 1422 H/22 Disember 2001 M. 3. Fat-hul `Arifin, naskhah yang ditulis oleh Haji Muhammad bin Syeikh Abdus Samad al-Kalantani diselesaikan pada tahun 1294 H/1877 M. Dalam manuskrip ini dikombinasikan dengan Tariqat Syathariyah.Tiga versi yang tersebut di atas merupakan manuskrip yang pernah diterbitkan iaitu versi catatan Syeikh Muhammad bin Ismail bin Abdur Rahim al-Bali, beliau selesai menulis kembali setelah diteliti dan bersih daripada corat-coret pada bulan Rejab 1295 H/Julai 1878 M.

Naskhah tersebutlah yang ditashhih oleh Syeikh Ahmad al-Fathani, kemudian dicetak pertama kalinya oleh Mathba'ah al-Miriyah al-Kainah Mekah, 1305 H/1887 M, yang diterbitkan itu diberi judul Fat-hul `Arifin.Walaupun Syeikh Ahmad Khathib Sambas sebagai seorang tokoh sufi, namun selain ditonjolkan karya tasawuf Fat-hul `Arifin, beliau juga menghasilkan karya dalam bidang ilmu fikah. Penulis juga memiliki manuskrip fikah karya beliau, iaitu Fatwa Syeikh Ahmad Khathib Sambas Perihal Jumaat. Naskhah tulisan tangan itu dijumpai tahun 1986, bekas koleksi Haji Manshur yang berasal dari Pulau Subi, Kepulauan Riau.

Kandungan naskhah selain membicarakan masalah Jumaat terdapat pula fatwa beliau mengenai hukum penyembelihan secara Islam. Pada bahagian akhir naskhah terdapat pula suatu nasihat beliau yang panjang, kemudian ditutup dengan beberapa amalan wirid beliauselain amalan Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah. Sebuah karya (judul yang sebenar tidak terdapat) yang membicarakan fikah mulai taharah, sembahyang dan pengurusan mayat. Manuskrip tanpa dinyatakan tarikh, hanya terdapat tahun penyalinan dinyatakan ``... Hari Khamis, 11 Muharam 1281 H oleh Haji Ahmad ibnu al-Marhum Penggawa Nashir ahli al-Kayung jama'ah Tuan Syeikh Ahmad Khathib Sambas di Mekah al-Mukarramah ...'' Manuskrip di atas diperoleh di Kampung Mendalok, Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, pada 6 Syawal 1422 H/20 Disember 2001 M.

MURID MURID NYA

Besar nian pengaruh Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah yang bersumber daripada Syeikh Ahmad Khathib Sambas di dunia Melayu, melebihi tokoh-tokoh penyebar Tariqat Qadiriyah seperti Syeikh Nuruddin ar-Raniri, Syeikh Abdur Rauf al-Fansuri dan lain-lainnya yang lebih dahulu. Di Jawa misalnya, dapat kita semak pada beberapa lembar tulisan Zamakhsyari Dhofier dalam bukunya Tradisi Pesantren, beliau menyebut, ``Dalam abad ke-19, organisasi-organisasi tariqat di Jawa memperoleh semangat dan dukungan baru daripada masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kedatangan para pengikut Syeikh Ahmad Khatib Sambas dan Sulaiman Effendi dari Mekah''. Seterusnya, ``Namun yang cukup menarik ialah di Jawa Syeikh Ahmad Khatib Sambas dikenal sebagai pendiri suatu tariqat baru, Tariqat Naqsyabandiyah''.

Selanjutnya, ``Kedudukan Syeikh Ahmad Khatib sebagai seorang sarjana Islam perlu kita sedari betul-betul ...''. Selanjutnya, ``Adalah suatu hal yang penting bahawa seorang sarjana besar seperti Syeikh Sambas, kepada siapa hampir semua kiyai di Jawa menelusuri penealogi intelektual mereka juga dikenal sebagai seorang pemimpin tariqat''.Kalau demikian yang diperkatakan, sekarang mari kita menjejaki kemantapan sistem pengkaderan yang dilakukan kepada murid-muridnya. Salah seorang muridnya bernama Syeikh Zainal Abidin yang berasal dari Kelantan diutus oleh Syeikh Ahmad Khathib Sambas ke Kalimantan Barat sebagai `Ketua Khalifah' di sana. Jadi bererti murid-muridnya yang lain, yang semuanya berasal dari Kalimantan Barat, adalah di bawah pengawasan Syeikh Zainal Abidin al-Kalantani.

Selanjutnya semua mereka disuruh supaya mendalami pelbagai ilmu kepada ulama yang berasal dari Kelantan itu. Kebenaran untuk mentawajjuh/ membai'ah sekali-kali tidak dibenarkan kepada murid-murid yang lain selagi Syeikh Zainal Abidin al-Kalantani masih hidup, atau selagi beliau masih berada di Kalimantan Barat. Syeikh Zainal Abidin al-Kalantani meninggal dunia di Kampung Sebedang, Sambas.Yang dilantik oleh Syeikh Ahmad Khathib Sambas sebagai khalifahnya di Mekah ialah Syeikh Abdul Karim al-Bantani, beliau mempunyai murid yang ramai sesudah Syeikh Ahmad Khatib Sambas. Untuk di Jawa terdapat tiga orang wakil khalifah, iaitu: Di Jawa Timur, Syeikh Ahmad Hasbullah bin Muhammad al- Manduri (Madura) dan lain-lain. Di Jawa Tengah, Syeikh Zarkasyi Barjan, Porwajo Syeikh Ibrahim Berumbung.

Di Jawa Barat, Syeikh Asnawi Banten dan lain-lain.Murid Syeikh Ahmad Khathib Sambas yang bernama Syeikh Muhammad bin Ismail bin Abdur Rahim berasal dari Pulau Bali. Beliau juga diberikan kebenaran mentawajjuhkan. Salah seorang muridnya yang menjadi ulama besar ialah Tuan Guru Haji Abdur Rahman yang berasal dari Ambon. Murid Syeikh Ahmad Khathib Sambas yang bernama Haji Abdul Lathif bin Haji Abdul Qadir berasal dari Sarawak. Di antara muridnya ialah Haji Muhammad Arsyad bin Abdur Rahman Pontianak. Murid Haji Abdul Lathif yang berasal dari Sarawak yang menjadi ulama besar, mengajar di Masjidil Haram, Mekah, ialah Syeikh Utsman bin Abdul Wahhab as-Sarawaqi.

Tetapi selanjutnya Syeikh Utsman Sarawak ini menerima tawajjuh Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah sekali lagi daripada Syeikh Abdul Karim al-Bantani di Mekah.Masih banyak kisah murid-murid Syeikh Ahmad Khathib Sambas yang belum sempat disebutkan di sini, penulis menyimpulkan saja bahawa institusi pengajaran Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah yang bersumber daripada Syeikh Ahmad Khatib Sambas yang masih kekal sampai sekarang ialah daripada muridnya yang bernama Syeikh Abdullah Mubarak. Pondok Pesantren yang beliau dirikan 7 Rejab 1323 H/ 5 September 1905 M masih kekal sam-pai sekarang, bahkan terkenal di seluruh Indonesia dan Malaysia. Sistem pelajaran Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah yang berasal daripada Syeikh Ahmad Khatib Sambas itu dikembangkan dengan penyesuaian pada zaman moden.

Oleh WAN MOHD. SHAGHIR ABDULLAH